Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Salahkan Biden atas Invasi Rusia ke Ukraina, Trump: Putin Pintar dan Pemimpin Kita Bodoh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 27 Februari 2022, 11:01 WIB
Salahkan Biden atas Invasi Rusia ke Ukraina, Trump: Putin Pintar dan Pemimpin Kita Bodoh
Mantan Presiden AS Donald Trump/Net
rmol news logo Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sekali lagi memberikan pujian kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, ketika Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Sebaliknya, Trump menyalahkan pemerintahan penerusnya, Joe Biden, atas invasi Rusia ke Ukraina, dengan menyebutnya sebagai pemimpin bodoh.

"Kemarin wartawan bertanya kepada saya apakah menurut saya Presiden Putin cerdas. Saya katakan, tentu saja dia pintar," ujarnya dalam sebuah konferensi di Orlando, Florida pada Sabtu (26/2).

"Masalahnya bukan Putin yang pintah, karena tentu dia pintar, tetapi para pemimpin kita yang bodoh. Negara-negara NATO tidak begitu pintar, mereka tampak kebalikan dari pintar," tambahnya.

Trump kemudian menyalahkan pemerintahan Biden atas keputusan Rusia untuk menyerang Ukraina dengan alasan negara itu dipimpin oleh para pemimpin kecanduan narkoba dan neo-Nazi.

“Di bawah kepemimpinan kami, dunia adalah tempat yang damai karena Amerika kuat dan persepsi negara kami tidak seperti sebelumnya: kuat, licik, dan cerdas. Sekarang kita adalah negara bodoh," kata Trump.

Trump menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai "kekejaman" yang seharusnya tidak pernah dibiarkan terjadi. Ia menilai, invasi dapat dicegah jika AS memiliki presiden yang kuat.

Lebih lanjut, Trump mengatakan Putin mempermainkan Biden seperti "drum". Dia berspekulasi bahwa Putin membuat keputusannya untuk menyerang Ukraina hanya setelah menyaksikan penarikan kacau AS dari Afghanistan.

“Ketika Anda memiliki presiden yang lemah yang tidak dihormati oleh negara lain, Anda memiliki dunia yang sangat kacau. Dunia tidak semrawut ini sejak Perang Dunia II," sindirnya.

Lebih dari 150.000 orang Ukraina telah melarikan diri ke Polandia, Moldova dan negara-negara tetangga lainnya sejak invasi dimulai dan jumlah itu bisa mencapai 4 juta jika pertempuran meningkat lebih lanjut.

Pada Sabtu, pemerintahan Biden menjanjikan bantuan militer tambahan senilai 350 juta dolar AS ke Ukraina ketika negara-negara Eropa mengumumkan rencana untuk mengirim lebih banyak senjata. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA