Program “nutrisi budaya†yang disampaikan Presiden Xi Jinping itu dipandang sebagai bagian dari upaya China mengeliminasi budaya Uighur dan melakukan “Chinaisasi†di Xinjiang Uyghur Autonomous Region (XUAR).
Demikian antara lain dilaporkan
Radio Free Asia (
RFA) dan
Aninews, Sabtu (12/3).
Sejumlah slogan seperti “nutrisi budaya†dan “kesadaran seluruh bangsa China†yang diangkat dari pidato Presiden Xi dipromosikan oleh individu dan kelompok pro-pemerintah di XUAR.
RFA mencontohkan Dilnar Abdullah, seorang penari suku Uighur yang juga perwakilan dalam CPCC, sebagai salah seorang yang digunakan rezim komunis China dalam proyek politik itu.
“Pemerintah China menggunakan mereka, jadi tentu saja mereka memperjuangkan persatuan etnis," ujar Wakil Ketua Komite Eksekutif Kongres Uighur Dunia (WUC), Ilshat Hassan Kokbore, seperti dilansir oleh
Aninews, Sabtu (12/3).
"Apa yang mereka sebut sebagai nutrisi budaya adalah asimilasi melalui budaya China," tambahnya.
Ilshat mengatakan, beberapa orang Uighur telah menjadi boneka dan corong yang digunakan rezim China.
“Kita dapat mengatakan dia adalah alat mereka. Jika mereka menyuruhnya melakukan sesuatu, dia (Dilnar Abdullah) melakukannya. Dengan cara ini, pemerintah China dapat mengatakan bahwa mereka melakukan hal-hal yang diinginkan orang Uighur sendiri," jelas Ilshat.
Selama bertahun-tahun, pihak berwenang China telah menangkap secara sewenang-wenang masyarakat Uighur dan kelompok minoritas Turki lainnya di Xinjiang. Mereka ditahan di sejumlah kamp. Selain mendapatkan siksaan, hak mereka untuk beribadah juga dibatasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: