Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terkendala Keuangan, Kedutaan Afghanistan di AS Resmi Gulung Tikar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Kamis, 17 Maret 2022, 16:31 WIB
Terkendala Keuangan, Kedutaan Afghanistan di AS Resmi Gulung Tikar
Kedutaan Besar Afghanistan di Amerika Serikat/Net
rmol news logo Kedutaan Besar Afghanistan di Amerika Serikat resmi ditutup pada Rabu (16/3).

Laporan resmi dari Kedubes Afghanistan, mengatakan tidak cukupnya dana untuk melanjutkan aktivitas kedutaan. Sehingga, terpaksa mengikuti saran dari Departemen Luar Negeri AS, untuk menyerahkan seluruh properti kantor itu dan menutupnya secara resmi.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri pada Senin mengadakan panggilan dengan diplomat Afghanistan yang berbasis di AS, untuk menjelaskan keputusan AS dan sarannya terhadap kantor kedutaan itu.

Pejabat AS menggambarkan langkah itu sebagian besar karena kendala keuangan. Diplomat Afghanistan yang masih berbasis di Amerika Serikat dikabarkan telah bekerja secara pro bono sejak jatuhnya pemerintah oleh rezim Taliban pada Agustus 2021.

“Kami ingin tetap mengibarkan bendera kami sampai menit terakhir,” ujar seorang diplomat Afghanistan, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Foreign Policy.

“Dan Departemen Luar Negeri memutuskan bahwa ini tidak praktis lagi," tambahnya.

Deplu AS mengatakan, pos-pos diplomatik Afghanistan yang tersisa di Negeri Paman Sam seperti kedubes di Washington, DC, dan kantor konsuler di New York dan Los Angeles, menghadapi kendala keuangan parah yang disebabkan oleh bekunya aset Afghanistan akibat ulah
Taliban.

Mereka dinyatakan bangkrut dan tidak dapat beroperasi lebih lanjut. Mereka kemudian mengatakan akan memfasilitasi penutupan dan mempertahankan misi sampai mereka dapat mulai beroperasi lagi.

Pada akhir Rabu, Deplu AS telah menyita semua properti kedutaan dan konsuler, namun tidak secara jelas disampaikan kapan akan dibebaskan.

Menurut rilis Kedubes Afghanistan, seluruh misi Afghanistan akan ditutup bulan ini, dengan pengecualian misi permanen Afghanistan untuk PBB di New York.

Penutupan kedutaan dan konsulat berfungsi sebagai batu nisan pada upaya pembangunan bangsa dan kontraterorisme Amerika Serikat yang gagal dan mahal di Afghanistan.

Meskipun Amerika Serikat hampir mengeluarkan 2 triliun dolar AS selama dua dekade dalam membangun negara itu sebagai negara demokrasi yang masih muda dan benteng melawan terorisme, pemerintah Afghanistan runtuh hanya dalam beberapa bulan pada tahun 2021 di tengah serangan Taliban.

Amerika Serikat kini terus bertemu dengan delegasi Taliban melalui perantara di Qatar sejak penarikan militer AS pada Agustus.

Tetapi, tanpa kehadiran diplomatik AS formal atau informal di Kabul, dan dengan ditutupnya misi Afghanistan di AS, para ahli khawatir bahwa warga Afghanistan akan dibiarkan dalam kesulitan.

Ini termasuk ribuan orang yang melarikan diri dari negara itu tahun lalu yang kini berupaya mencari suaka di negara-negara barat, terutama AS.

“Itu membuat hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Afghanistan rusak,” ujar Adam Weinstein, seorang peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft.

"Ini merupakan pukulan signifikan bagi upaya diplomat Afghanistan untuk terus membawa obor dari pemerintah sebelumnya yang bertentangan dengan kemenangan Taliban di dalam negeri," tambahnya.

Dalam minggu-minggu setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, banyak diplomat Afghanistan yang terdampar di luar negeri bersumpah untuk menjaga kedutaan mereka tetap terbuka untuk mendukung warga Afghanistan di negara-negara asing dan melawan legitimasi pemerintahan Taliban dari jauh.

Para diplomat Afghanistan di luar negeri kini itu kini harus mewakili pemerintahan mereka yang sudah dibajak oleh Taliban. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA