Pulse Asia, lembaga survei yang melakukan polling sejak kampanye presiden dimulai pada Februari, menunjukkan bahwa Marcos Jr. telah mempertahankan keunggulan yang cukup besar atas sembilan lawannya.
Pemimpin oposisi dan wakil presiden saat ini Leni Robredo adalah pesaing terdekat dengan nilai 16 persen dibandingkan dengan 60 persen punya Bong-Bong.
"Bong-Bong Marcos berada dalam posisi tidak hanya untuk menang, tetapi untuk menang lebih besar dari pendahulu lainnya dalam jejak pemilu kali ini," ujar analis politik Filipina, Richard Heydarian kepada
DW, Kamis (17/3).
"Ada kemungkinan sangat tinggi bahwa dia akan mengambil lebih dari 50% suara. Kita tidak lagi berbicara tentang presiden pluralitas tetapi presiden mayoritas," sambungnya.
Kemenangan Marcos Jr. akan memicu kebangkitan politik bagi keluarganya, yang identik dengan akumulasi kekayaan haram dan pelanggaran HAM. Almarhum ayahnya, Ferdinand Marcos Sr., digulingkan dalam pemberontakan 1986 setelah memegang kekuasaan dengan tangan besi selama dua dekade.
"Saya sulit untuk melihat bagaimana pemilihan presiden ini bisa lebih kompetitif," ujar Heydarian.
Calon wakil presiden Marcos Jr. adalah Sara Duterte, putri presiden petahana Rodrigo Duterte. Namun, hingga kini Duterte belum mendukung pencalonan Marcos Jr. dan putrinya.
Menurut Heydarian, para pemilih Filipina tidak lagi terikat pada janji-janji politik demokratis yang dibawa oleh revolusi 1986.
"Kami sedang melihat sebuah kontra-revolusi. Orang-orang berkata, 'mari kita kembali ke aslinya jika menyangkut orang kuat'," jelas Heydarian.
Namun Ada juga kekhawatiran bahwa kemenangan Marcos akan menandakan berakhirnya demokrasi liberal Filipina.
"Ini adalah pertempuran hati dan jiwa negara," ujar Nicole Curato, seorang sosiolog dan analis politik.
"Saya tidak bermaksud menyarankan bahwa Marcos Jr. akan memberlakukan darurat militer seperti yang dilakukan ayahnya, tetapi dia akan memiliki kekuasaan eksekutif untuk melemahkan institusi yang dibentuk sebagai tanggapan atas penyalahgunaan kekuasaan ayahnya," tambahnya.
Curato telah mewawancarai para pendukung Marcos Jr. dan percaya banyak pemilih telah menanggapi seruan populisnya untuk persatuan nasional, yang telah bergema di antara orang-orang Filipina akibat derita dampak pandemi Covid-19.
"Pesan Bong-Bong itu sederhana, perpecahan adalah apa yang menghalangi kita untuk mencapai impian kita. Pesannya tidak membahas akar masalah yang menyebabkan sakit hati dan kemarahan. Ini, dalam banyak hal, merupakan bentuk positif yang beracun," pungkas Curato.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.