Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Australia Jatuhkan Sanksi Kepada Dua Miliarder Rusia Mitra Origin Energy dan Rio Tinto

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Jumat, 18 Maret 2022, 14:49 WIB
Australia Jatuhkan Sanksi Kepada Dua Miliarder Rusia Mitra Origin Energy dan Rio Tinto
Taipan Rusia, Oleg Deripaska dan Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net
rmol news logo Australia menjatuhkan sanksi kepada dua miliarder Rusia yang memiliki investasi dengan industri energi Origin Energy dan kilang alumina Gladstone milik Rio Tinto.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne pada Jumat (18/3) mengatakan, Australia bekerja sama erat dengan mitra internasional untuk meningkatkan tekanan sanksi terhadap miliarder yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina.

"Australia kini telah menambahkan dua miliarder yang memiliki hubungan dengan kepentingan bisnis di Australia, Oleg Deripaska dan Viktor Vekselberg," ujar Payne, seperti dikutip Reuters.

Vekselberg adalah investor di sektor energi Rusia, yang memiliki kepentingan di Origin Energy dalam proyek gas Cekungan Beetaloo (Beetaloo Basin), di Australian Northern Territory.

Dikatakan Vekselberg memiliki Lamesa Holdings, yang merupakan pemegang saham minoritas di Falcon Oil & Gas, perusahaan induk dari mitra junior Origin di Beetaloo Basin.

"Baik Lamesa Holdings maupun Mr Vekselberg adalah pihak dalam usaha patungan Beetaloo Basin. Mereka tidak memiliki peran, keterlibatan atau kesepakatan dengan, Origin atau usaha patungan Beetaloo Basin," ujar statement Origin Energy.

Origin mengatakan sedang mencari klarifikasi tentang sanksi dari pemerintah Australia, dan mengatakan bahwa proyek Beetaloo Basin bukanlah aset produksi dan tidak memiliki pendapatan.

"Origin menegaskan kembali bahwa mereka terkejut dengan invasi Rusia ke Ukraina dan akan mematuhi semua aturan dan hukum Australia," tambah mereka.

Sedangkan untuk Deripaksa, dirinya memiliki saham 44,9 persen di EN+ Group, yakni Perusahaan Aluminium dan Listrik Rusia. EN+ Group ini juga memiliki 20 persen saham di kilang Queensland Alumina Limited (QAL) di Gladstone, dalam usaha patungan dengan Rio Tinto.

Perusahaan tambang raksasa, Anglo-Australia Rio Tinto itu tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang dampak sanksi terhadap Deripaska.

Rio Tinto sebelumnya mengatakan pihaknya memutuskan hubungan dengan Deripaksa sebagai langkahnya untuk menarik seluruh perusahaannya dari Rusia.

Deripaska sempat mengurangi saham pengendalinya di EN+ Group dari 70 persen pada 2019 untuk mencabut sanksi AS dari produsen aluminium utama itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA