Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diserang Mosi Tidak Percaya, PM Pakistan Imran Khan Justru Ditinggal Legislator Koalisi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Sabtu, 19 Maret 2022, 03:58 WIB
Diserang Mosi Tidak Percaya, PM Pakistan Imran Khan Justru Ditinggal Legislator Koalisi
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan/Net
rmol news logo Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan yang berkuasa sejak 2018, tengah menghadapi tantangan terberat dalam karier politiknya. Partai-partai oposisi saat ini telah bergabung untuk menggulingkannya melalui mosi tidak percaya di parlemen.

Gentingnya, banyak anggota parlemen dari partai berkuasa Pakistan, Tehreek-e-Insaf (PTI), juga dilaporkan telah menarik dukungannya. Hubungan yang retak juga mulai terlihat dalam koalisi yang berkuasa di tengah tuduhan korupsi terhadap pemerintah.

“Kami memiliki perbedaan dengan perdana menteri (Imran),” ucap salah satu legislatornya, Raja Riaz, kepada Geo News yang dikutip Al-Jazeera, Jumat (18/3).

Riaz mengatakan, di partai pendukung Imran ada lebih dari 20 pembelot yang siap meninggalkan koalisi penguasa dan menjatuhkan Imran.

“Kami akan memilih sesuai dengan hati nurani kami,” tambah Riaz.

TV lokal juga menyiarkan beberapa anggota koalisi yang berkuasa diketahui mengunjungi kantor oposisi Partai Rakyat Pakistan (PPP), Islamabad.

Setidaknya ada tiga partai koalisi yang sedang mempertimbangkan untuk mendukung mosi tidak percaya dari pihak oposisi. Mosi ini kemungkinan akan berlangsung pada 28 Maret.

Semua setuju bahwa Imran tidak mampu mengatasi inflasi dan tingkat pengangguran yang bombastis di negara mayoritas Muslim itu.

Partai Khan memiliki 155 anggota parlemen di majelis rendah parlemen dan itu bergantung pada dukungan dari partai koalisi untuk tetap berkuasa.

Oposisi gabungan sendiri terdiri dari partai-partai besar seperti Liga Muslim Pakistan (Nawaz) dan PPP, yakni partai mantan perdana menteri Nawaz Sharif dan Benazir Bhutto. Kedua partai itu memiliki lebih dari 160 kursi di majelis rendah.

Adapun aliansi oposisi hanya membutuhkan mayoritas sederhana dari 172 anggota parlemen di Majelis Rendah yang beranggotakan 342 orang, untuk memfinalisasikan mosi tidak percaya.

“Kami memiliki lebih dari 172 suara di Majelis Nasional. Pemerintahan akan terkejut pada hari pemungutan suara,” ujar mantan Perdana Menteri dan pejabat senior Partai Liga Muslim Pakistan (Nawaz), Shahid Khaqan Abbasi, mengatakan kepada DW, Jumat (18/3).

"Perdana menteri kini berada dalam bahaya 100 persen," tambah politikus kuat dalam koalisi yang berkuasa, Pervaiz Elahi.

Sebelumnya, Partai Oposisi dan analis politik Pakistan telah mengatakan, Imran pernah berselisih dengan militer kuat Pakistan, yang dukungannya dianggap penting bagi partai politik mana pun untuk mencapai kekuasaan.

Namun Imran dan Militer Pakistan membantah tuduhan itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA