Dalam sebuah pernyataan bersama, Jumat (18/3), Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi dan Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan, mereka percaya bahwa AS tidak akan meninggalkan sekutu terdekatnya dengan imbalan "janji-janji kosong dari organisasi teroris itu".
"IRGC adalah organisasi teroris yang telah membunuh ribuan orang, termasuk orang Amerika. Kami menolak untuk percaya bahwa Amerika Serikat akan menghapus penunjukannya sebagai organisasi teroris," ujar keduanya seperti dikutip
Reuters.
AS dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mencoret IRGC dari daftar terorismenya sebagai imbalan atas jaminan Iran tentang mengekang pasukan elite.
Pertimbangan ini datang di tengah upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 (JCPOA), di mana Iran membatasi program nuklirnya dengan imbalan peringanan sanksi.
Berbagai sumber menyebut, pembatalan designasi teroris itu adalah salah satu masalah yang paling menjengkelkan, dalam pembicaraan tidak langsung JCPOA.
IRGC adalah faksi kuat di Iran yang mengendalikan kerajaan bisnis serta pasukan elite bersenjata dan intelijen yang dituduh AS dan Israel melakukan kampanye teroris global.
Selain mengendalikan bisnis dan militer, IRGC juga memiliki pengaruh politik yang signifikan di ranah politik Iran. Kabinet pemerintahan Ebrahim Raisi dikatakan memiliki banyak komando dari IRGC yang ditujukan sebagai pejabat politik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: