Dalam pernyataan yang dirilis pada Minggu (20/3), pemerintah Australia mengatakan langkah itu akan membatasi kapasitas Rusia untuk memproduksi aluminium, salah satu produk ekspor penting bagi negara itu.
Terlebih, selama ini Australia telah memenuhi hampir 20 persen kebutuhan alumina Rusia.
Pemerintah menekankan, Australia akan mencari pasar baru untuk menindaklanjuti larangan ekspor tersebut.
"Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan badan puncak yang akan terpengaruh oleh larangan untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada," kata pemerintah, seperti dikutip
Reuters.
Pekan lalu, Australia memberlakukan sanksi terhadap dua pengusaha Rusia yang terkait dengan industri pertambangan. Salah satunya miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di Queensland Alumina Ltd.
Hingga saat ini, Australia telah memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Di samping itu, ada 33 entitas, termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua entitas yang bertanggung jawab atas utang negara, yang menjadi sasaran sanksi.
Sebaliknya, pemerintah Australia mengatakan akan menyumbangkan setidaknya 70 ribu ton batubara termal ke Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: