Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kegagalan Invasi Bisa Hancurkan Rusia, Boris Johnson: Putin Benar-benar Sedang Panik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 20 Maret 2022, 09:17 WIB
Kegagalan Invasi Bisa Hancurkan Rusia, Boris Johnson: Putin Benar-benar Sedang Panik
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson/Net
rmol news logo Invasi Rusia ke Ukraina yang dinilai gagal bisa membawa kehancuran bagi Moskow. Hal ini diyakini membuat Presiden Vladimir Putin benar-benar sangat panik.

Begitu yang dikatakan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah video YouTube yang diterbitkan oleh The Telegraph pada Sabtu (19/3).

"Dia (Putin) benar-benar panik tentang apa yang disebut revolusi warna di Moskow itu sendiri dan itulah sebabnya dia berusaha dengan brutal untuk memadamkan api kebebasan di Ukraina. Itulah mengapa sangat penting bahwa dia gagal," kata Johnson.

Johnson mengatakan, Putin telah melakukan kesalahan fatal karena telah meluncurkan apa yang ia sebut sebagai "operasi militer khusus" ke Ukraina.

Menurut Johnson, Putin khawatir jika setiap perkembangan Ukraina menuju kebebasan dan demokrasi dapat dicontoh oleh rakyat Rusia.

"Dia takut pada Ukraina karena di Ukraina mereka memiliki pers yang bebas. Mereka memiliki pemilihan umum yang bebas," tambah Johnson.

Menurut The Washington Post, tak lama setelah Ukraina meluncurkan "Revolusi Oranye" mereka pada tahun 2005, Putin membuat pernyataan bahwa runtuhnya Uni Soviet adalah bencana geopolitik terbesar abad ini.

Dalam pidatonya pada 23 Desember, Putin mengatakan Rusia tidak dapat dikalahkan, tetapi hanya dapat dihancurkan dari dalam.

"Siapa yang melakukannya? Seseorang yang melayani kepentingan orang lain yang bertentangan dengan kepentingan Rusia dan bangsa lain dari Kekaisaran Rusia, Uni Soviet, dan Federasi Rusia hari ini," jelas Putin.

Sebelum jatuh pada tahun 1991, Uni Soviet terdiri dari 15 negara bagian. Dalam pidatonya, Putin menyebutkan Uni Soviet terbagi menjadi 12, dengan tiga negara yang tidak disebutkan oleh Putin. Mereka adalah Estonia, Latvia, dan Lithuania, yang semuanya merupakan anggota Uni Eropa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA