Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beijing: Renungkan Sejarah, Taiwan adalah Urusan China Bukan Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 24 Maret 2022, 07:44 WIB
Beijing: Renungkan Sejarah, Taiwan adalah Urusan China Bukan Jepang
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin/Net
rmol news logo China mengaku telah menyatakan representasi serius atas diskusi baru-baru ini antara mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam pernyataannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa Jepang tidak perlu ikut campur terkait permasalahan Taiwan.

"Taiwan adalah urusan China, bukan Jepang," kata Wang, mengatakan pada konferensi pers Rabu (23/3), setelah Abe mentweet bahwa dia dan Tsai bertukar pandangan tentang hubungan kedua negara.

Menurut Japan Times, Tsai mengatakan selama pembicaraan virtual bahwa kegiatan militer Rusia di Ukraina bukan tidak mungkin berdampak terhadap wilayah Taiwan. Tsai juga menerima ketika Abe menunjukkan keinginannya untuk mengunjungi pulau itu, lapor media tersebut.

Sebagai tanggapan, Wang mengatakan pemerintahan kolonial Jepang atas pulau Taiwan berlangsung setengah abad, melakukan kejahatan besar dan tak terlukiskan di pulau itu.

"China dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi antara kawasan Taiwan dan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan China," kata Wang, seraya mencatat bahwa China juga menentang aksesi kawasan Taiwan ke perjanjian atau organisasi apa pun yang bersifat resmi.

Wang menunjukkan bahwa ada perbedaan penting antara permasalah Taiwan dan masalah Ukraina, dengan mencatat bahwa keduanya tidak dapat dibandingkan.

Jubir kemudian memperingatkan kepada beberapa orang di Jepang yang menurutnya telah mencoba untuk menarik kesejajaran masalah antara Taiwan dan Ukraina atau mendorong terobosan dalam hubungan Jepang dengan pulau itu, dengan mengatakan bahwa itu berbahaya dan sia-sia.

"China dengan sungguh-sungguh mendesak Jepang dan politisi individu Jepang untuk secara mendalam merenungkan sejarah, dan dengan sungguh-sungguh mematuhi prinsip-prinsip empat dokumen politik antara China dan Jepang," kata Wang menegaskan.

"Jepang harus menahan diri dari pertukaran resmi dengan otoritas Taiwan, berhenti mendukung separatis Taiwan, dan berhati-hati dalam kata-kata terkait persoalan Taiwan, dan cobalah berhenti memprovokasi masalah," lanjutnya.

China juga mencatat bahwa sejak krisis Ukraina, otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan telah mengambil kesempatan untuk memanipulasi topik dan membodohi masyarakat lokal, serta mendorong pemisahan diri.

"Tidak peduli trik apa yang dimainkan DPP, mereka tidak dapat mengubah fakta bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Mereka juga tidak dapat menghentikan dorongan untuk reunifikasi nasional," kata Wang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA