Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menlu China Kunjungan Dadakan ke Afghanistan, Bahas Apa Bersama Taliban?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Kamis, 24 Maret 2022, 19:54 WIB
Menlu China Kunjungan Dadakan ke Afghanistan, Bahas Apa Bersama Taliban?
Menlu China Wang Yi kunjungan dadakan ke Afghanistan/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan kunjungan dadakan ke Afghanistan. Tujuannya, untuk menjalin hubungan baru dengan wilayah Asia Selatan.

Kunjungan mendadak Wang adalah kunjungan tingkat tertinggi China ke negara itu sejak Taliban mengambil alih kekuasannya pada Agustus setelah mundurnya operasi militer Amerika Serikat selama 20 tahun.

Kunjungan Wang diumumkan oleh Ahmad Yasir, seorang pejabat tinggi pemerintah Taliban, di Twitter pada Kamis sore (24/3).

“Menteri Luar Negeri China tiba di Kabul untuk berbicara dengan para pemimpin Taliban,” cuit Yasir, seperti dikutip South Morning China Post.

Wang secara pribadi diterima oleh penjabat Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi.

Sebuah video berdurasi satu menit yang diposting di media mengungkapkan sebuah pertemuan diadakan dengan Wang. Di video itu delegasi China duduk di satu sisi meja panjang di seberang tim Muttaqi.

Tur Asia Selatan Wang datang ketika Beijing menemukan dirinya dalam lingkungan internasional yang berubah dengan cepat, mengamati restrukturisasi politik dan keamanan di wilayah tetangganya.

China telah menampilkan dirinya sebagai pihak yang ingin memecahkan dan menengahi “masalah Afghanistan” dan Wang mengulangi pernyataan itu dalam pertemuannya dengan timpalannya dari Pakistan, Shah Mahmood Qureshi Senin ini, bahwa pemerintah Taliban harus menjadi pemerintah yang inklusif “berperang keras melawan segala bentuk terorisme”.

Menurut pejabat Pakistan, Beijing berencana akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan menteri luar negeri yang mewakili tetangga Afghanistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan dan Pakistan  pada bulan ini, untuk membahas masalah kemanusiaan di bawah pemerintahan Taliban.

Selama kunjungan Wang di Pakistan, yang mewakili kehadiran pertama China di konferensi menteri luar negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Wang berusaha membangun solidaritas, dengan mengatakan China dan negara-negara Islam adalah negara berkembang yang memiliki tujuan bersama untuk pembangunan.

Dia mengatakan China akan mendukung negara-negara Islam dalam menjelajahi jalur pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri dan akan berdiri bersama kawasan mereka untuk mempertahankan integritas nasional, kedaulatan teritorial, dan otonomi.

Disaat badan-badan kemanusiaan mendistribusikan bantuan ke Afghanistan, China juga telah memberikan paket bantuannya sendiri ke negara itu, termasuk makanan dan vaksin virus corona.

Lin Minwang, asisten dekan di Institut Studi Internasional di Universitas Fudan, mengatakan perjalanan mendadak itu bisa berarti China sedang memeriksa situasi di Afghanistan, tetapi tidak mungkin memberikan pengakuan resmi sampai pejabat tingkat tinggi mereka saling bertemu.

“Walapun pemerintah China belum secara resmi mengakui pemerintah Taliban, ada banyak interaksi nyata antar kedua pihak. China juga merupakan salah satu negara yang paling banyak memberikan kontribusi dalam dukungan kemanusiaan dan telah berkoordinasi dengan negara-negara tetangga lainnya di kawasan itu. Sejauh ini mereka masih memegang ‘sikap resmi mereka’ terhadap Taliban,” kata Lin.

Terlepas dari tantangan diplomatik di wilayah tetangga China, Lin mengatakan upaya China untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Islam di kawasan itu cukup konsisten.

“Afghanistan juga merupakan bagian dari dunia Islam, meskipun belum diakui secara resmi,” kata Lin.

China, yang berbatasan dengan Afghanistan, adalah salah satu negara pertama yang menerima perwakilan Taliban pada Juli lalu, disaat Taliban belum menguasai Afghanistan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA