Perdana Menteri China Li Keqiang membuat pernyataan tersebut pada simposium selama inspeksi Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan pada Rabu (24/3) waktu Beijing.
"Menghadapi situasi internasional yang rumit dan suram, kenaikan harga yang tajam, dan meningkatnya volatilitas di pasar produk pertanian, pembangunan dan produksi pertanian China menghadapi tantangan baru," kata Li, seperti dikutip dari
Xinhua, Jumat (25/3).
"China memiliki persediaan dan pasokan biji-bijian dan produk pertanian penting yang cukup. Namun memastikan keamanan biji-bijian China berdasarkan upaya negara itu sendiri harus diingat dengan kuat," kata Li, yang menyerukan jaminan produksi dan pasokan domestik yang stabil untuk mengatasi ketidakpastian di lingkungan eksternal.
Untuk itu Li mendesak upaya untuk memajukan pertanian musim semi untuk memastikan bahwa produksi biji-bijian China untuk tahun 2022 tetap di atas 650 miliar kilogram.
Memperhatikan kenaikan harga pasokan pertanian seperti pupuk, pestisida, dan minyak diesel, Li menggarisbawahi dukungan untuk upaya perusahaan dalam meningkatkan produksi dengan mengurangi pajak dan biaya serta memasok bahan baku.
Untuk melindungi penanam biji-bijian dari kenaikan harga pasokan pertanian, China juga telah memberikan subsidi tambahan senilai 20 miliar yuan (sekitar 3,14 miliar dolar AS) kepada produsen biji-bijian.
"Upaya juga harus dilakukan untuk terus mempromosikan modernisasi sektor pertanian, mengkonsolidasikan pencapaian pengentasan kemiskinan, mempromosikan revitalisasi pedesaan, dan mengembangkan lahan pertanian berstandar tinggi," kata Li.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: