Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saat Rusia Masih Bergelut dengan Ukraina, Nagorno-Karabakh Memanas Lagi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 26 Maret 2022, 09:31 WIB
Saat Rusia Masih Bergelut dengan Ukraina, Nagorno-Karabakh Memanas Lagi
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Vladimir Putin/Net
rmol news logo Di tengah konflik yang masih memanas antara Rusia-Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin diharapkan dapat membantu permasalahan Nagorno-Karabakh.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menghubungi Putin pada Jumat (25/3) untuk membahas apa yang dikatakan Yerevan sebagai situasi yang mengkhawatirkan di Nagorno-Karabakh.
Media Armenia mengatakan kedua pemimpin membahas laporan ketegangan baru di daerah yang diperebutkan selama konflik 44 hari pada tahun 2020, yang hanya berakhir setelah mediasi Moskow.

Armenia mengatakan tentara Azeri telah menyerbu wilayah itu mulai Kamis (24/3), merebut dua desa dan menggunakan pesawat tak berawak untuk membunuh setidaknya tiga tentara Republik Nagorno-Karabakh (NKR), yang diidentifikasi oleh otoritas setempat dengan namanya.

Di hari sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu juga telah menerima telepon dari Menteri Pertahanan Armenia Suren Papikyan, dan Zakir Hasanov dari Azerbaijan pada hari Jumat.

Armenia menuduh Azerbaijan merebut dua desa, Khramort dan Parukh – yang oleh orang Azeri disebut Farukh – terletak di garis gencatan senjata antara Azerbaijan dan NKR yang didirikan pada tahun 2020.

Mengutip media lokal, RT melaporkan, Sabtu (26/3), baku tembak berikutnya, yang melibatkan drone tempur Bayraktar TB-2 buatan Turki, mengakibatkan lebih dari selusin terluka dan tiga tewas di pihak Armenia, serta korban Azeri yang tidak disebutkan.

Azerbaijan membantah tuduhan itu, dengan mengatakan pasukannya hanya melanjutkan proses klarifikasi lokasi dan posisi mereka tanpa menggunakan kekuatan.

"Klaim bahwa UAV diduga digunakan dan bentrokan bersenjata terjadi di wilayah Azerbaijan di mana penjaga perdamaian Rusia ditempatkan sementara, yang menyebabkan kematian prajurit kami, adalah kebohongan dan provokasi,” kata kementerian pertahanan di Baku.

Meski diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, Nagorno-Karabakh telah berada di bawah kendali mayoritas etnis Armenia sejak 1990-an, dengan dukungan Yerevan. Baku bergerak untuk merebut kembali wilayah itu pada September 2020, dengan dukungan dari Turki.  

Moskow akhirnya menengahi gencatan senjata yang membuat Azerbaijan menguasai lebih dari setengah wilayah, dengan wilayah yang tersisa – termasuk satu-satunya rute darat ke Armenia – dipatroli oleh penjaga perdamaian Rusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA