Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kremlin: Sebagai Pendukung Pengeboman Yugoslavia 1999, Tidak Layak Biden Menyebut Putin Tukang Jagal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 28 Maret 2022, 06:37 WIB
Kremlin: Sebagai Pendukung Pengeboman Yugoslavia 1999, Tidak Layak Biden Menyebut Putin Tukang Jagal
Presiden Joe Biden/Net
rmol news logo Peluang hubungan Rusia-AS akan semakin sempit jika Washington terus menerus meluncurkan kecaman dan hinaannya. Kremlin, lagi-lagi harus berhadapan dengan pernyataan Presiden Joe Biden yang sangat tidak layak terhadap penguasa Rusia.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa seorang pemimpin harus bisa mengendalikan emosinya dan menjaga kata-katanya.

"Dan, tentu saja, setiap kali penghinaan pribadi seperti itu diucapkan, maka itu berarti mereka sendiri yang akan mempersempit jendela peluang bagi hubungan bilateral kami di bawah pemerintahan AS saat ini. Hal ini perlu diwaspadai," tegas Peskov, seperti dikutip dari TASS, Minggu (27/8).

Biden pada Sabtu (26/3) mengunjungi pusat pengungsi Ukraina di sebuah stadion di Warsawa. Gedung Putih mengatakan bahwa Biden telah berbicara dengan para pengungsi dan sukarelawan. Ketika ditanya oleh seorang reporter apa pendapatnya tentang Putin dan tentang apa yang terjadi di Ukraina, Biden menjawab: "Dia seorang tukang jagal."

Peskov terkejut, bahwa Biden, yang merupakan pendukung antusias pemboman Yugoslavia pada tahun 1999, sanggup menyuarakan pernyataan seperti itu terhadap Putin.

"Bagaimanapun, dia adalah orang yang pernah mendukung pengeboman Yugoslavia. Dia berbicara di TV di negaranya, bahwa Yugoslavia dibom. Itu benar, Yugoslavia dibom. Dia mendukung untuk membunuh orang," kata Peskov.

"Tentu aneh mendengar hal seperti itu darinya," tambahnya.

Biden dikenal sebagai presiden yang paling sering meluncurkan kata-kata yang kurang layak. Pada 21 Maret, Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Rusia, yang telah mengeluarkan nota protes sehubungan dengan pernyataan Biden yang tidak dapat diterima.

Pada 17 Maret, Biden juga melontarkan lebih banyak komentar bermusuhan tentang rekan Rusianya, mencapnya sebagai "diktator pembunuh", dan "preman yang mengobarkan perang tidak bermoral melawan rakyat Ukraina."

Kemudian, sehari sebelumnya, ketika ditanya oleh seorang reporter, presiden AS itu mengatakan dia menganggap Putin sebagai "penjahat perang."

Peskov mengatakan kepada TASS saat itu bahwa pernyataan ini tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA