Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketua IAEA Kunjungi Ukraina, Kirim Bantuan Pengamanan PLT Nuklir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Rabu, 30 Maret 2022, 02:38 WIB
Ketua IAEA Kunjungi Ukraina, Kirim Bantuan Pengamanan PLT Nuklir
Rafael Mariano Grossi, Kepala Badan Nuklir PBB sekaligus Ketua Badan Energi Atom Internasional (IAEA)/Net
rmol news logo Sejak Rusia menaklukan kota Slavutych, PBB mulai khawatir akan kondisi Chernobyl di Ukraina, takut akan bencana Chernobyl terjadi kembali. Selain Chernobyl, ada juga reaktor-reaktor lainnya yang menjadi fokus PBB.

Pada Selasa (29/3), Kepala pengawas atom PBB, Rafael Mariano Grossi, berada di Ukraina untuk membahas keselamatan dan keamanan reactor nuklir Chernobyl.

Ini adalah kunjungan pertama Grossi ke Ukraina sejak Rusia merebut beberapa fasilitas nuklir, termasuk Chernobyl, sebagai bagian dari perangnya di Ukraina.

Grossi yang juga merupakan ketua dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior pemerintah Ukraina dan akan melakukan perjalanan ke salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.

"Baru saja melintasi perbatasan ke Ukraina untuk memulai misi IAEA," cuit Grossi di akun Twitter resminya.

"Kita harus bertindak sekarang untuk membantu mencegah bahaya kecelakaan nuklir," tambahnya.

Sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari, direktur jenderal IAEA telah berulang kali memperingatkan bahaya konflik, terutama pada kemungkinan bencana nuklir yang dapat terjadi di PLTN Ukraina.

Perang tersebut adalah yang pertama terjadi di negara dengan perkebunan nuklir luas yang terdiri dari 15 reaktor selain Chernobyl, lokasi bencana nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986.

Selama kunjungan tersebut, Grossi akan membahas rencana IAEA untuk mengirimkan perlengkapan keselamatan dan keamanan vital ke Ukraina, termasuk peralatan pemantauan dan darurat, dan mengirimkan para ahli ke beberapa lokasi reaktor disana.

"Konflik militer ini membuat pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina dan fasilitas lainnya dengan bahan radioaktif dalam bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya," jelas Grossi.

"Ukraina telah meminta bantuan kami untuk keselamatan dan keamanan. Kami sekarang akan mulai mengirimkannya," seraya ia menambakan.

Kini, Sekitar 100 teknisi Ukraina terus menjalankan operasi harian di Chernobyl.

Setelah pasukan Rusia merebut reaktor itu pada 24 Februari, staf dipaksa bekerja selama hampir empat minggu tanpa rotasi.

Pada 4 Maret, mereka juga menangkap pembangkit nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, dimana saat penaklukan itu terjadi kebakaran di fasilitas pelatihan di kompleks tersebut.

Ukraina memiliki empat pembangkit listrik tenaga nuklir aktif, menyediakan sekitar setengah dari listrik negara, serta penyimpanan limbah nuklir seperti yang ada di Chernobyl.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA