Sekembalinya dari kunjungan kerja ke negara-negara Asia Selasan, termasuk Pakistan, Afghanistan, India, dan Nepal, Wang mengatakan kepada media bahwa banyak negara berkembang sangat prihatin tentang perkembangan konflik, terutama munculnya sanksi-sanksi sepihak.
"Negara-negara itu sangat prihatin bahwa sanksi sepihak akan merusak rantai industri dan rantai pasokan global,†kata Wang, seperti dikutip dari Xinhua.
Wang mengatakan ada "konsensus umum" di antara negara-negara Asia Tenggara bahwa baik perang maupun sanksi bukanlah solusi yang baik untuk krisis tersebut.
“Masyarakat internasional harus membujuk (satu sama lain tentang pentingnya) perdamaian dan mempromosikan pembicaraan, daripada menambahkan bahan bakar ke api,†tegas Wang.
“Keamanan satu negara tidak dapat mengorbankan keamanan negara lain, dan keamanan regional tidak dapat dijamin dengan memperkuat blok militer,†ujarnya.
Menlu China juga mendesak masyarakat internasional agar menghindari prinsip mau menjadi "musuh atau teman" atau menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin.
“Asia menolak menjadi papan catur bagi kekuatan besar untuk dilawan, dan negara-negara Asia sama sekali bukan pion dalam konfrontasi antara negara-negara besar,†katanya.
Kunjungan Menlu China ke Asia Selatan terjadi pada saat efek limpahan dari krisis Ukraina menyebar dan perdamaian serta pembangunan dunia menghadapi tantangan baru.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: