Mengutip sumber di Kementerian Angkatan Bersenjata,
l'Opinion pada Kamis (31/3) menyebut dipecat karena kurangnya penguasaan terhadap pekerjaan yang ia miliki.
Sementara itu, Kepala Staf Pertahanan Thierry Burkhard kepada
Le Monde mengatakan Vidaud diberhentikan setelah dinas intelijen Prancis menyadari bahwa analisis mereka tentang niat Rusia itu salah.
Laporan pemecatan Vidaud juga muncul ketika AS dan Inggris menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima informasi intelijen yang menyesatkan terkait Ukraina, baik sebelum maupun setelah invasi dilakukan.
"Sepertinya Putin secara besar-besaran salah menilai situasi," kata kepala badan intelijen siber Inggris GCHQ, Jeremy Fleming pada Rabu (30/3).
"Meskipun kami percaya penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya, apa yang terjadi dan sejauh mana salah penilaian ini harus jelas bagi rezim," tambahnya.
Direktur komunikasi Gedung Putih, Kate Bedingfield mengatakan, AS memiliki intelijen bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia.
"Perang Putin telah menjadi kesalahan strategis yang telah membuat Rusia lebih lemah dalam jangka panjang dan semakin terisolasi di panggung dunia. Ini adalah informasi yang kami yakini sekarang dan juga informasi yang mungkin memiliki tingkat kebenaran sebelum invasi," ujar seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: