Negosiasi damai dilakukan di Istanbul, Turki pada Selasa (29/3). Itu merupakan pertemuan tatap muka pertama kedua belah pihak selama hampir tiga pekan, ketika putaran diskusi di Belarus tidak menemui titik terang.
Dalam kesempatan tersebut, tim negosiator Ukraina menyampaikan proposal bahwa pihaknya siap untuk menarik rencana menjadi anggota NATO. Tetapi sebagai imbalan, Rusia harus memberikan jaminan keamanan.
Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, proposal tersebut merupakan salah satu langkah yang tepat bagi Ukraina untuk duduk bersama dengan Moskow.
"Saya tidak punya kapasitas untuk mengomentari hal ini, tapi itu sudah ada di jalan yang benar. Sebelumnya mereka menunda-nunda. Saya pikir sekarang mereka tidak punya pilihan," ujarnya dalam diskusi bersama CEO
RMOL Network, Teguh Santosa di Kopi Timur, Jakarta Timur, pada Rabu (30/3).
Kendati begitu, Dubes Vorobieva mengatakan ia tidak bisa mengomentari lebih jauh mengingat rincian dari proposal tersebut tidak dipublikasikan.
Saat ini, ia melanjutkan, pihak Rusia masih mempelajari dan mempertimbangkan proposal tersebut dengan matang.
"Mereka mengirim kami proposal tertulis dan sekarang kami tengah mempertimbangkannya, lalu kami akan memberikan jawaban," jelasnya.
Tetapi jika proposal tersebut ditindaklanjuti, ia menyebut ada kemungkinan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bertemu dan menandatangani kerjasama.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepercayaan, Rusia sendiri mengumumkan keputusan untuk mengurangi operasi militer di Kyiv dan Charkhiv.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: