Karier Khan akan dipertaruhkan selama pemungutan suara yang diajukan oleh kelompok oposisi. Dibutuhkan minimal 172 suara untuk menjatuhkan pemerintahan Khan.
Terlepas dari upaya menggulingkan Khan, banyak pihak menilai itu sulit dilakukan dan justru berpotensi memicu ketidakstabilan politik di Pakistan.
Dari laporan
Reuters, polisi dan paramiliter berjaga di jalan-jalan ibukota Islamabad menjelang pemungutan suara.
Khan kehilangan mayoritas di Parlemen setelah sekutunya keluar dari pemerintahan koalisinya dan ada serentetan pembelotan di dalam partainya yang berkuasa, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).
Pihak oposisi kemudian menyalahkan Khan yang naik ke tampuk kekuasaan pada 2018 karena gagal menghidupkan kembali ekonomi dan memberantas korupsi.
Selain krisis ekonomi, Pakistan menghadapi tantangan termasuk upaya untuk menyeimbangkan tekanan global untuk mendorong Taliban di negara tetangga Afghanistan untuk memenuhi komitmen hak asasi manusia sambil mencoba membatasi ketidakstabilan di sana.
Khan sendiri menuding Amerika Serikat (AS) menjadi dalang di balik upaya penggulingannya. Walau Washington langsung mengeluarkan bantahan.
"Langkah untuk menggulingkan saya adalah campur tangan terang-terangan dalam politik domestik oleh Amerika Serikat," tuding Khan.
Khan yang merupakan mantan pemain kriket mendesak para pendukungnya untuk turun ke jalan pada Minggu. Ia juga mengindikasikan tidak akan menerima jika parlemen memutuskan untuk menggulingkannya.
Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Pakistan tidak memiliki perdana menteri yang menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: