Dalam pernyataannya pada Minggu (3/4), Kemenkes Thailand mengatakan masyarakat tidak perlu panik karena varian yang baru-baru ini diumumkan oleh WHO itu diyakini tidak mengakibatkan banyak komplikasi seperti beberapa mutasi sebelumnya.
"Meningkatnya jumlah strain Covid-19 hanya memicu kecepatan variasi genom seperti yang telah dibuktikan baru-baru ini dengan munculnya Deltacron, virus rekombinan yang mengandung gen dari varian Delta dan Omicron," kata Supakit Sirilak, Direktur Jenderal Departemen Ilmu Kedokteran (DMS), seperti dikutip dari
Bangkok Post, Senin (4/4).
"Dalam kasus ini, XE adalah virus rekombinan dari dua turunan varian Omicron, BA.1 dan BA.2," katanya, sebagai tanggapan atas laporan tentang deteksi kasus XE pertama yang diungkapkan pada hari Sabtu oleh Pusat Genomik Medis (CMG).
"DMS melakukan pengurutan genom pada sekitar 500 sampel virus seminggu, katanya," menambahkan bahwa departemen akan mengadakan konferensi pers hari ini untuk memberikan lebih banyak informasi tentang kasus XE dan implikasinya yang lebih luas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu mengeluarkan peringatan atas varian XE Omicron yang dikhawatirkan banyak orang di bidang medis bisa menjadi yang paling menular.
"Rekombinan XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari dan kurang dari 600 sekuens telah dilaporkan dan dikonfirmasi sejak itu," kata WHO.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: