Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

NATO Terus Mendesak China Agar Ikut Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 08 April 2022, 09:57 WIB
NATO Terus Mendesak China Agar Ikut Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg/Net
rmol news logo Sikap China yang tidak mau mengutuk invasi Rusia kembali disoroti Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Ia mengatakan China telah mengeluarkan tantangan untuk aliansi era Perang Dingin lewat sikapnya.  

Komentar terbaru Stoltenberg disampaikan usai dirinya menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba dan pejabat dari Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan di Brussels, Kamis (7/4).

“Kami telah melihat bahwa China tidak mau mengutuk agresi Rusia, dan Beijing telah bergabung dengan Moskow dalam mempertanyakan hak negara-negara untuk memilih jalan mereka sendiri,” kata Stoltenberg kepada wartawan, seperti dikutip dari RT, Jumat (8/4).

“Ini adalah tantangan serius bagi kita semua,” tambah Stoltenberg.
 
Hingga saat ini Beijing tetap memilih netral dalam konflik di Ukraina, sebaliknya menuduh NATO mengobarkan krisis dengan memperluas cakupannya ke Eropa Timur.

China juga telah berulang kali menyerukan diakhirinya konflik Ukraina secara diplomatik.

Kementrian Luar Negeri China berulang kali menolak seruan agar ikut mengutuk Rusia. Mereka mengutip pemboman mematikan NATO atas kedutaan China di Beograd, Serbia pada tahun 1999 sebagai salah satu alasan tidak akan mendengarkan kuliah tentang keadilan dari pelaku hukum internasional.  

Para pemimpin China juga tidak tergerak oleh ancaman sanksi dari AS dan UE.

Di tengah kebuntuan ini, Stoltenberg pada hari Kamis mengancam pendekatan yang lebih militan untuk berurusan dengan Beijing.  

“NATO dan mitra Asia-Pasifik kami sekarang telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama praktis dan politik kami di beberapa bidang, termasuk dunia maya, teknologi baru, dan melawan disinformas," katanya.

Sekjen NATO sebelumnya menuduh China mendukung upaya perang Rusia dengan “kebohongan dan informasi yang salah,” kemungkinan merujuk ke Beijing yang bergabung dengan Rusia dalam mempertanyakan aktivitas laboratorium biologi yang didanai AS di Ukraina.

Pejabat AS telah membantah klaim bahwa laboratorium penelitian Ukraina sedang mengerjakan senjata biologis, meskipun dokumen yang diterbitkan oleh Rusia menunjukkan sebaliknya.  

Namun, pejabat Amerika telah mengkonfirmasi keberadaan laboratorium, dan email menunjukkan keluarga Biden terlibat dalam pendanaan mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA