Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hanya Unggul 5 Persen Suara dari Le Pen, Macron Menyesal Tidak Ikut Kampanye Pilpres Prancis Lebih Awal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Jumat, 08 April 2022, 20:42 WIB
Hanya Unggul 5 Persen Suara dari Le Pen, Macron Menyesal Tidak Ikut Kampanye Pilpres Prancis Lebih Awal
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Pemimpin Partai Front National, Marine Le Pen/Repro
rmol news logo Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyesal tak memulai kampanye lebih cepat. Alhasil jajak pendapat menunjukkan dia hanya unggul tipis dari Pemimpin Partai Front National, Marine Le Pen, yang sempat dia peringatkan akan menakuti investor dari Prancis.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Berkat lonjakan suara dalam jajak pendapat beberapa pekan terakhir, Le Pen diperkirakan akan berhadapan dengan Macron pada putaran kedua. Per 7 April, Le Pen memiliki 22 persen suara, berbanding 27 persen yang dimiliki Macron.

"Siapa yang bisa mengerti enam minggu lalu tiba-tiba saya akan memulai demonstrasi politik, bahwa saya akan fokus pada masalah domestik ketika perang dimulai di Ukraina," keluh Macron kepada RTL, Jumat (8/4).

"Jadi faktanya saya masuk (kampanye) lebih lambat dari yang saya harapkan," tambahnya.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Le Parisien Macron mengatakan, jika Le Pen terpilih bulan ini, program sosialnya akan mengusir investor internasional dari Prancis.

"Programnya akan menciptakan pengangguran besar-besaran karena akan mengusir investor internasional dan tidak akan menahan anggaran," katanya. "Fundamentalnya tidak berubah: ini adalah program rasis yang bertujuan memecah belah masyarakat dan sangat brutal."

Namun hal itu dibantah Le Pen dengan mengatakan kepada France Info di hari yang sama bahwa Macron tidak mengetahui inti dari programnya.

Menargetkan kelas pekerja Prancis, Le Pen mengatakan dirinya memiliki platform ekonomi yang lebih statis daripada saingan sayap kanannya itu.

Le Pen ingin campur tangan untuk menetapkan harga, memberikan subsidi untuk menopang sektor-sektor ekonomi yang goyah, dan menyiapkan dana kekayaan negara Prancis untuk berinvestasi di sektor-sektor strategis.

Le Pen juga akan mengganti pajak properti saat ini dengan pajak kekayaan yang ditujukan untuk orang kaya. Intinya, kebijakan Le Pen menekan kaum elite dan lebih berpihak ke kaum menengah-bawah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.