Serbia, sebagai salah satu sekutu dekat Rusia, akhirnya berada di antara 93 negara anggota yang mendukung penangguhan tersebut. Sementara China, yang juga sekutu dekat Rusia, berada di antara 24 negara yang menentang.
Vucic, yang saat ini sedang menunggu waktu untuk resmi mendapat keanggotaan UE, mengatakan bahwa negaranya telah ditekan di bawah ancaman sanksi untuk mendukung penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
“Keputusan awal kami adalah abstain, tetapi kemudian kami mengalami tekanan yang tak terhitung jumlahnya dan sulit,†kata Vucic, seperti dikutip dari
RT, Jumat (8/4).
"Mereka berkata, Anda tahu bahwa keputusan sedang dibuat apakah Serbia akan dibebaskan dari paket sanksi terhadap minyak (Rusia), dan apakah akan dapat mengimpor minyak setelah 15 Mei?" kata Vucic mengutip kalimat pihak-pihak yang menekannya.
Serbia tidak seperti UE dan belum memberikan sanksi apa pun terhadap Moskow.
“Republik Serbia percaya bahwa bukanlah kepentingan politik dan ekonomi yang vital untuk menjatuhkan sanksi pada negara mana pun,†kata Vucic, sambil menekankan bahwa dia ingin mempertahankan hubungan baik dengan blok Eropa, serta dengan Rusia.
Teringat akan janji manis Vucic yang mengatakan walaupun kelak ia resmi menjadi anggota UE, ia akan tetap setia dan menjaga persahabatan baik dengan sekutunya, Putin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: