PBB, melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, mengatakan serangan terhadap Kramatorsk, serta serangan lainnya terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil sama sekali tidak dapat diterima.
"Itu adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional, di mana para pelaku harus bertanggung jawab," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AFP.
Inggris tak kalah pedas mengecam. Negara itu pun mengirim lebih banyak rudal anti-pesawat Starstreak dan 800 rudal anti-tank ke Ukraina setelah serangan tersebut, yang menurut Perdana Menteri Boris Johnson dibutuhkan untuk membuat Ukraina bisa lebih bertahan melawan gempuran Rusia.
"Serangan mengerikan di Kramatorsk itu justru semakin menunjukkan tentara Rusia yang pernah dipuja Putin telah tenggelam", katanya kepada wartawan saat pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, untuk pembicaraan tentang Ukraina.
Di AS, Gedung Putih mengatakan pemerintah Biden akan mendukung penyelidikan serangan di stasiun kereta Kramatorsk, yang menurut pihak berwenang ketika serangan terjadi ada ratusan wanita, anak-anak, dan pengungsi lanjut usia, yang sedang menunggu giliran untuk dievakuasi.
Prancis menyampaikan duka citanya atas serangan tersebut sekaligus kecaman kepada Rusia.
Presiden Emmanuel Macron mengutuk serangan itu sebagai perbuatan 'keji'.
"Prancis akan mendukung penyelidikan sehingga keadilan ditegakkan," katanya.
"Warga sipil Ukraina melarikan diri untuk menghindari yang terburuk. Senjata mereka? Kereta bayi, boneka mainan, bagasi. Pagi ini di stasiun di Kramatorsk, keluarga yang hendak pergi mengungsi justru mengalami kengerian. Puluhan tewas dan ratusan terluka. Keji," kata Macron.
Rusia telah membantah melakukan serangan tersebut dan menuding Ukraina yang melakukannya untuk membuat klaim palsu.
"Semua pernyataan perwakilan rezim nasionalis Kiev tentang 'serangan roket' yang diduga dilakukan oleh Rusia pada 8 April di stasiun kereta api di kota Kramatorsk, adalah provokasi dan sama sekali tidak benar," kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan pada Jumat (8/4).
“Kami menekankan bahwa rudal taktis Tochka-U, yang pecahannya ditemukan di dekat stasiun kereta Kramatorsk dan diterbitkan oleh saksi mata, hanya digunakan oleh angkatan bersenjata Ukraina,†tambahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: