Dalam pernyataannya, Ramaphosa menjelaskan panggilan telepon dari Biden itu adalah bagian dari langkah-langkah untuk memperdalam hubungan.
Panggilan itu datang sehari setelah Afrika Selatan menyatakan abstain dari pemungutan suara di Majelis Umum PBB mengenai resolusi untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia. Ia mengatakan mereka percaya bahwa resolusi itu terlalu dini dan mestinya perlu menunggu hasil dari komisi penyelidikan internasional yang independen.
Ramaphosa mengatakan kepada Konferensi Kepala Misi 2022 di Pretoria pada Kamis bahwa Afrika Selatan akan mempertahankan posisinya yang non-blok, karena ini mempertahankan kebijakan luar negeri independen negara itu.
Ramaphosa mengkonfirmasi panggilan telepon dari Biden itu di Twitter.
"Kami berbagi pandangan tentang konflik di Ukraina dan menyetujui perlunya gencatan senjata dan dialog antara Ukraina dan Rusia," katanya, seperti dikutip dari
AFP.
AS dan Afrika Selatan sepakat membentuk tim untuk "memperkuat perdagangan, meningkatkan investasi di bidang infrastruktur, dan bekerja untuk mengatasi perubahan iklim".
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: