Namun di samping itu, Moskow juga telah menunjuk pemimpin baru. Ia adalah Jenderal Alexander Dvoornikov, yang akan menjadi pucuk komando militer Rusia di Ukraina.
Diungkap oleh pejabat senior Barat,
The New York Times melaporkan, Dvornikov telah didaulat untuk mengawasi pasukan Rusia yang tidak terkoordinasi dengan baik yang telah mengalami perlawanan luar biasa dari pasukan Ukraina.
Sejak meluncurkan invasi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia tidak memiliki pemimpin pusat di media perang. Untuk itu, Dvornikov saat ini memiliki tugas untuk menyatukan pasukan Rusia.
"Komandan itu memiliki banyak pengalaman operasi operasi Rusia di Suriah. Jadi kami memperkirakan komando dan kontrol secara keseluruhan meningkat," kata pejabat tersebut.
Dvornikov memiliki catatan panjang di dunia militer. Ia dikenal sebagai "Penjagal Suriah", dan menjadi salah satu jenderal favorit Presiden Vladimir Putin.
Dia bahkan telah dianugerahi gelar Pahlawan Federasi Rusia oleh Kremlin.
Dvornikov menjadi terkenal pada tahun 2015 karena memerintahkan pemboman Aleppo yang menewaskan ribuan orang termasuk 200 anak-anak. Dia juga membantu mengembangkan strategi Rusia untuk menargetkan infrastruktur sipil seperti toko roti dan rumah sakit.
Sebuah lembaga think tank berbasis di Washington, Institute for the Study of War, mencatat militer Rusia di Suriah di bawah komando Dvornikov melakukan demoralisasi dan inefisiensi komando meresap di Tentara Arab Suriah selama konflik.
Berita penunjukan Dvornikov muncul saat Rusia meluncurkan serangan ke stasiun kereta api yang ramai di Ukraina timur, di mana puluhan orang tewas saat ribuan orang menunggu untuk dievakuasi.
Jaringan Revolusi Suriah, sebuah kelompok yang menentang pemerintah Presiden Bashar Al Assad yang didukung Rusia, mengutuk Rusia atas penunjukan Dvornikov di Ukraina karena taktik "genosida" sang jenderal.
"Setelah gagal di Ukraina sejauh ini, kecuali melakukan kejahatan perang, Putin telah menunjuk komandan baru Distrik Militer Selatan, Jenderal Alexander Dvornikov, dengan pengalaman luas dalam melakukan kejahatan genosida keji terhadap warga sipil yang tak berdaya di Suriah," cuit kelompok itu di Twitter.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: