Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo memperingatkan para pejabat Uni Eropa pada Senin (11/4), mengatakan bahwa sanksi saat ini dan masa depan terhadap Rusia dapat menelurkan salah satu guncangan pasokan minyak terburuk dalam sejarah, menambahkan bahwa tidak mungkin untuk mengganti volume minyak yang hilang dalam peristiwa seperti itu.
"Sekitar 7 juta barel minyak Rusia meninggalkan pasar dunia per hari sebagai akibat dari sanksi dan pembatasan lain pada perdagangan Rusia," klaim Barkindo, seperti dikutip dari
RT, Selasa (12/4).
Uni Eropa telah mengumumkan rencananya untuk bergabung dengan AS dan Inggris dalam melembagakan embargo produk energi Rusia. Namun, tidak seperti AS dan Inggris, Eropa mengimpor sebagian besar pasokan energinya dari Rusia, dan para ahli telah memperingatkan bahwa upaya untuk memutus pasokan dapat mengakibatkan bencana.
Secara khusus, Jerman mengantisipasi runtuhnya seluruh industri, sementara kepala raksasa energi Austria OMV telah menyatakan bahwa mustahil bagi negaranya untuk berhenti membeli gas Rusia.
Parlemen Eropa pekan lalu menuntut embargo segera dan total atas impor minyak, batu bara, gas alam, dan bahan bakar nuklir Rusia, dan hal itu diperkirakan akan berdampak negatif signifikan terhadap standar hidup Eropa jika ditindaklanjuti.
Beberapa negara, seperti Hungaria dan Slovakia, telah menjelaskan bahwa mereka berencana untuk mengabaikan larangan demi mempertahankan diri, meskipun yang lain telah memperingatkan warganya untuk mengencangkan ikat pinggang dan bersiap-siap untuk masa-masa sulit di masa depan.
Minyak dan gas bukan satu-satunya komoditas yang pasokannya mengering di tengah perang di Ukraina.
Rusia dan Ukraina bersama-sama memproduksi sekitar sepertiga dari ekspor gandum dunia, dan kedua negara juga merupakan pengekspor utama minyak bunga matahari dan pupuk. Akibatnya, harga pangan telah mencapai titik tertinggi dalam sejarah, dan banyak negara serta LSM memperingatkan kekurangan pangan yang mengancam dalam waktu dekat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: