Tapi, Presiden Prancis Emmanuel Macron memastikan ia tidak akan mengikuti trend yang dibuat para pemimpin Eropa tersebut.
Dalam wawancaranya bersama BFM TV awal pekan lalu, Macron mengatakan dia tidak akan datang ke Kiev untuk hanya sekedar melakukan kunjungan diplomatik tanpa makna.
“Saya siap melakukan apa saja, pergi ke Kiev atau ke kota Ukraina lainnya. Tapi, saya ingin ini bermanfaat,†kata Macron, seperti dikutip dari
AFP, Rabu (13/4).
“Saya hanya akan melakukannya untuk memicu sesuatu yang baru, proses baru, jadi saya ingin itu berguna,†tegasnya, seraya menambahkan bahwa dia tidak akan datang ke Ukraina hanya untuk mengikuti “mode†pergi ke Kiev, yang didirikan oleh para pemimpin Eropa.
Di dalam negeri, Macron sedang saat ini sedang bersiap melawan saingannya Marine Le Pen untuk bertarung di putaran kedua pilpres Prancis yang akan berlangsung pada 24 April.
Putaran pertama pemilihan presiden Prancis berlangsung pada hari Minggu. 73 persen pemilih terdaftar hadir untuk memberikan suara mereka.
Macron sang petahana mendapat suara terbanyak, dengan hampir 28 persen suara, sementara Le Pen mendapat peringkat kedua, dengan 23 persen suara. Tempat ketiga ditempati oleh pemimpin partai sayap kiri Jean-Luc Melenchon, dengan hampir 22 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: