Permintaan Australia disampaikan oleh Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Zed Seselja ketika bertemu Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Manasseh Sogavare dan menteri lainnya di Honiara pada Rabu (13/4).
"Kami telah meminta Kepulauan Solomon dengan hormat mempertimbangkan untuk tidak menandatangani perjanjian dan berkonsultasi dengan keluarga Pasifik dalam semangat keterbukaan dan transparansi regional, konsisten dengan kerangka keamanan kawasan," ujarnya, seperti dikutip
Reuters.
Pejabat dari China dan Kepulauan Solomon telah menandatangani beberapa kerjasama, tetapi belum menandatangani pakta keamanan yang dikritik Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS) dan beberapa pulau tetangga Pasifik karena dinilai dapat merusak stabilitas regional.
Australia sendiri merupakan mitra pembangunan utama Kepulauan Solomon. Seselja mengatakan, Australia berkomitmen mengalokasikan 160 juta dolar AUS atau setara dengan Rp 1,7 triliun untuk pembangunan Kepulauan Solomon.
Menurut Seselja, Sogavare menegaskan komitmennya bahwa Kepulauan Solomon tidak akan pernah digunakan sebagai pangkalan militer bagi kekuatan asing.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, pemerintah Kepulauan Solomon mengatakan tidak ada senjata China yang masuk ke negara itu selain pengiriman senjata replika yang digunakan oleh petugas pelatihan polisi China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: