Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Najib: Spanyol Telah Melewati Masa Kritis Pandemi, Suasana Ramadhan Sudah Jauh Lebih Baik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 16 April 2022, 11:03 WIB
Dubes Najib: Spanyol Telah Melewati Masa Kritis Pandemi, Suasana Ramadhan Sudah Jauh Lebih Baik
Duta Besar Indonesia untuk Spanyol, Muhammad Najib/Net
rmol news logo Ramadhan tahun ini cukup menggembirakan dibandingkan Ramadhan tahun lalu saat pandemi Covid-19 masih mencekam negara-negara di penjuru dunia. Walaupun angka kasus masih ada, tetapi jauh lebih rendah. Situasi pun sudah tidak menakutkan lagi seperti dua Ramadhan sebelumnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Duta Besar Indonesia untuk Spanyol, Muhammad Najib, mengungkapkan rasa syukurnya karena hampir semua orang sudah bisa melaksanakan ibadah dengan jauh lebih tenang.

"Alhamdulillah, beberapa bulan terakhir ini angka-angka yang saya terima, mereka yang mengalami Omicron (di Spanyol) terus menurun. Tidak ada laporan meninggal dunia, juga tidak ada laporan yang datang ke rumah sakit. Jadi mereka yang mengalami cukup isoman 3-4 hari kemudian sembuh sendiri," ujarnya dalam bincang-bincang santai di saluran YouTube Wisna Duta Madrid pada Jumat (15/4).

Menurutnya, ini kabar gembira yang harus disyukuri dan berharap Indonesia juga di negara-negara lain mengakami situasi yang juga lebih baik.

"Harapan kami juga, mudah-mudahan di tanah air suasananya akan seperti di Spanyol. Kalau dibanding puasa tahun lalu atau dua tahun yang lalu, sekarang sudah jauh lebih baik. Dua puasa yang lalu praktis tidak ada yang mengadakan bukber atau buka puasa bersama, tapi bulan ini saya sudah tiga kali menghadiri buka puasa bersama," lanjutnya.

Ia pun mengisahkan pengalamannya berbuka puasa selama berdinas di Spanyol.

"Yang pertama, di rumah Duta Besar Saudi Arabia," katanya. Saat itu, yang hadir adalah para duta besar dari berbagai negara dengan sekitar 40-50 orang. Suasananya cukup hangat dan kekeluarga.

"Acara buka puasa yang kedua, terjadi minggu lalu di Masjid MH30, masjid terbesar di Madrid," katanya.

Masjid yang dimaksud adalah Mezquita Central de Madrid atau Madrid Central Mosque yang bersejarah. Saat itu,
ada sekitar 200 orang yang hadir, kemudian mengadakan shalat taraweh bersama.

"Insya Allah minggu depan saya juga akan diundang untuk mengikuti buka puasa bersama di masjid yang lainnya, yang cukup besar juga di kota Madrid," terang Dubes Najib.

Suasana Ramadhan di kota Madrid sudah mulai hidup kembali walau tidak sebagaimana situasi normal sebelum pandemi.

Tradisi buka puasa bersama biasanya juga dilakukan di KBRI Madrid, di Mushala Assalam yang terletak di linkungan KBRI. Setelah berbuka, dilanjutkan dengan ibadah bersama. Namun, sampai saat ini belum bisa dilakukan merujuk pada edaran dari Kementerian Luar Negeri Indonesia bahwa untuk perwakilan masih belum boleh mengadakan acara buka puasa bersama atau tarawih berjamaah.

"Termasuk di Hari Raya nanti, dilarang melakukan open house, kata Dubes Najib. Namun begitu, kemungkinan ia akan membuat pertemuan kecil yang tetap merujuk pada langkah-langkah pembatasan.

"Open house tidak diadakan, tetapi bagi tamu-tamu yang mau datang, saya tidak menolak. Tentunya harus mendaftar terlebih dulu, sehingga dilakukan pengaturan-pengaturan yang ketat sesuai dengan prokes," katanya.

Shalat Ied kemungkinan bisa dilakukan, tetapi dengan sangat terbatas mengikuti prokes di Wisma Duta Madrid.

Ada tradisi yang kerap dilakukan para duta besar, yaitu silaturahmi dengan dubes-dubes yang sudah lebih dulu berada di Spanyol. Pada saat itu, masing-masing dubes mengenalkan diri kemudian juga mengenalkan otoritas program.

"Pada saat saya bertemu dengan Dubes UEA, saya sangat surprise, karena saya menyampaikan bahwa saya concerns tentang interfaith dialogue dan bagaimana mengembangkan moderasi dalam beragama. Saya sendiri yang memiliki latar belakang campuran antara insinyur dan juga political scientist saya consern terhadap bagaimana umat Islam bisa maju dan kita memiliki persepsi yang sama," kisah Dubes.

Menurutnya, umat Islam harus menguasai sains dan teknologi tapi di waktu yang bersamaan juga harus terbuka dan toleran dalam beragama, sehingga bisa menerima sains dan teknologi dari mana pun sumbernya.

UEA sudah mendirikan Islamical and religion tolerant di beberapa negara termasuk di Madrid sejak beberapa tahun yang lalu. Dari situ, Dubes Najib dikenalkan dengan yayasan Fundacion for Islamic Culture and Religious Tolerance dan dipertemukan dengan Jumaa Al Kaab, presiden dari yayasan tersebut.

"Juma al-Kaab ini seorang intelektual muda UEA yang sangat visioner dan paham betul tentang bagaimana kunci memajukan umat Islam," kisah Dubes.

UEA satu-satunya negara Arab yang memiliki NPP atau nuckear power plant, artinya mereka walaupun punya gas dan minyak, tetapi telah mempersiapkan energi alternatif yang berupa energi nuklir.

UEA juga satu-satunya negara Arab yang sudah mengirimkan astronotnya bersama astronot AS ke ruang angkasa

"Pada saat yang bersamaan saya juga bercerita tetang sejarah Islam di Andalusia yang kuncinya adalah pada waktu itu umat Islam di spanyol mampu menghadirkan peradaban Islam yang sangat modern sehingga bangsa Barat belajar dari umat Islam dan hasil belajar ini kemudian bermuara pada renaissance. Nah, dengan tukar-menukar informasi ini kita bersepakat bahwa kita akan bekerjasama," kata Dubes.

Dubes Najib juga mengungkapkan bahwa ia sudah berkomunikasi dengan Komisi 8 DPR RI dan akan menyambut delegasi dari Komisi tersebut pada Juni mendatang di Madrid. Bersama dengan Komisi 8, KBRI Madrid akan melakukan upaya-upaya pengenalan dan kunci kunci kemajuan Islam di masa lalu, utamanya di Andalusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA