Andersson menegaskan ia mengutuk kerusuhan akibat demonstrasi anti-Muslim dan anti-imigran yang diinisiasi politisi sayap kanan, Rasmus Paludan.
"Saya akan memperjelas, mereka yang menyerang polisi Swedia, menyerang masyarakat demokratis Swedia. Para pelakunya harus ditangkap, diadili, dan menjalani hukuman di penjara," ujar Andersson kepada surat kabar
Aftonbladet, seperti dikutip
ANI News, Senin (18/4).
Menurut Andersson, bentrokan telah terjadi di Linkoping dan beberapa kota lain. Sejauh ini sudah ada 44 orang yang ditangkap.
Kerusuhan sendiri dipicu aksi Paludan pada Kamis (14/3) yang melakukan aksi pembakaran Al Quran dan menggelar aksi anti-Muslim.
Andersson mengaku sudah muak dengan pandangan kebencian Paludan. Tetapi ia menekankan bahwa mereka yang menggunakan kekerasan tidak dapat diterima.
"Selama beberapa hari terakhir, kami menyaksikan pemandangan mengerikan di banyak kota di Swedia. Para petugas polisi yang ingin merayakan Paskah bersama keluarga mereka dalam suasana damai terpaksa melindungi hukum dan kebebasan berbicara, sambil mempertaruhkan nyawa mereka," tambah Andersson.
Ia mengatakan, polisi memiliki bukti untuk mengasumsikan bahwa kerusuhan itu diorganisir oleh kelompok-kelompok kriminal. Ia juga menambahkan bahwa demonstrasi tersebut diikuti oleh komunitas Muslim setempat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: