Laporan tersebut muncul sebagai
running text atau berita berjalan di bawah layar yang menyebut kapal militer dan infrastruktur penting di dekat Taipei terkena rudal China.
Di dalamnya muncul pesan seperti "perang bisa pecah". Sementara stasiun kereta api utama di Taipei dilaporkan sudah dibakar oleh agen-agen China, dan Presiden Tsai Ing-wen menyatakan keadaan darurat.
Sesaat setelah berita itu memicu kehebohan,
Chinese Television System memberikan klarifikasi dan meminta maaf.
"Warga, tolong jangan terlalu panik. Dengan ini kami mengklarifikasi informasi dan meminta maaf," kata seorang pembawa berita pada pukul 10 pagi.
Dia mengatakan peringatan itu dimaksudkan untuk latihan dengan Pemadam Kebakaran di New Taipei City pada Selasa (19/4) tetapi secara keliru ditampilkan pada hari Rabu pagi karena kesalahan teknis.
Sejauh ini,
Reuters menyebut tidak ada tanda-tanda kepanikan di Taipei setelah buletin yang tidak disengaja itu.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Sedangkan Taiwan memiliki pemerintahannya sendiri.
Taiwan telah meningkatkan tingkat siaganya sejak Rusia menginvasi Ukraina, waspada terhadap China yang melakukan langkah serupa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: