Menurut Pentagon, uji coba yang dilakukan Rusia tersebut adalah tes rutin dan bukan ancaman bagi AS. Itu juga tidak mengejutkan, sebab Moskow sudah memberi tahu AS sebelumnya dibawah ketentuan perjanjian kontrol senjata yang masih ada.
“Rusia dengan benar memberi tahu AS, dibawah kewajiban perjanjian New Start bahwa mereka berencana untuk menguji ICBM ini,†kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan pada Rabu sore, seperti dikutip dari
RT, Kamis (21/4).
"Uji coba itu rutin, dan Departemen Pertahanan AS menganggapnya bukan ancaman," lanjutnya.
Rudal baru diluncurkan dari kosmodrom militer Plesetsk pada Rabu pagi, terbang melintasi seluruh Rusia, sebelum mendarat di area target yang ditentukan di semenanjung Kamchatka di timur jauh.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyambit peluncuran ini dengan suka cita dan menyebutnya sebagai peristiwa yang sangat penting bagi negaranya.
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan memberikan jeda kepada mereka yang mencoba mengancam kita dalam panasnya retorika agresif,†kata Putin.
Rudal Sarmat mampu menembus semua pertahanan modern. "Dan tidak akan memiliki analog di mana pun di dunia untuk waktu yang lama," klaim Putin.
“Sarmat" diharapkan bisa menyelesaikan uji coba pada akhir tahun ini, di mana pada saat itu akan secara resmi memasuki layanan dengan pasukan rudal strategis Rusia.
Peluncuran rudal ini dimaksudkan untuk menggantikan ICBM berbasis silo R-36 Voevoda.
Kementerian Pertahanan Rusia menbgatakan, Sarmat dapat membawa lebih banyak senjata dan dapat dilengkapi dengan hulu ledak peluncur hipersonik baru.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: