Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China Blokir Video Jeritan Warga Shanghai Selama Lockdown yang Viral

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sulthan-nabil-herdiatmoko-1'>SULTHAN NABIL HERDIATMOKO</a>
LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO
  • Minggu, 24 April 2022, 02:14 WIB
China Blokir Video Jeritan Warga Shanghai Selama <i>Lockdown</i> yang Viral
Tiga orang berpakaian APD lengkap saat China memberlakukan lockdown/Net
rmol news logo Pemerintahan China telah memblokir video viral yang menunjukkan dampak lockdown Covid-19 yang berkepanjangan terhadap warga Shanghai.

Video viral yang berjudul "The Voice of April" itu menunjukkan penderitaan dan situasi mengerikan warga setelah dibagikan di Weibo dan WeChat.

Video enam menit dimulai dengan otoritas Shanghai yang menyangkal bahwa kota akan dikunci.

Dikutip dari WION pada Sabtu (23/4), dalam video tersebut, seorang warga negara China tertekan terdengar mengatakan, "Kami telah pergi ke rumah sakit dua kali, tetapi tidak ada seorang pun di sana untuk merawat kami."

Yang lain terdengar berteriak "Terima kasih, Big Whites" sementara seorang wanita mengeluh bahwa dia tidak diizinkan masuk ke rumahnya setelah dia kembali dari kemoterapi.

Penyensoran online yang ketat telah memicu reaksi keras oleh penduduk pusat keuangan utama China itu, karena mereka telah dikurung di rumah mereka untuk jangka waktu yang lama.

Seorang pengguna Weibo berkomentar, "Video itu hanya menyajikan fakta mentah. Tidak ada yang provokatif!"

Yang lain menulis, "Isinya bukanlah hal baru... Tetapi fakta melihat bahwa bahkan itu disensor, itu mengganggu saya."

''Saya hanya bisa mengatakan bahwa jika Anda bahkan tidak ingin mendengarkan hanya sedikit suara asli, maka itu benar-benar tidak ada harapan,'' ujar seorang pengguna di WeChat.

Menanggapi kritik yang meningkat, Walikota Shanghai Gong Zheng berkata, "Semakin kritis periodenya, semakin kita perlu mengertakkan gigi dan memfokuskan kekuatan kita."

Sekarang video itu diunggah ulang secara massal di situs web video populer seperti YouTube dan Facebook, di mana otoritas China tidak memiliki kekuatan untuk mengatur.

Pihak berwenang di Shanghai, yang berpenduduk 25 juta, sedang berusaha untuk mengekang wabah terburuk sejak awal pandemi Covid-19 itu mulai pada 2020.

Shanghai yang kini masih didalam lockdown sejak awal April, melaporkan angka terbaru kematian akibat Covid-19 pada Jumat, sebanyak 12 korban jiwa.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA