Selama pertemuan pada Senin (25/4), Perwakilan Tetap China untuk PBB, Zhang Jun mengutuk serangan terhadap warga sipil dan menentang semua tindakan yang melanggar status quo di Yerusalem.
Zhang mengatakan, keamanan Palestina dan Israel saling bergantung dan tidak terpisahkan. Untuk itu, ia mendesak kedua belah pihak, terutama Israel, untuk menahan diri dan mencegah ketegangan.
"Tidak mungkin memutus siklus kekerasan atau menghilangkan dilema keamanan dengan membangun keamanan sendiri dengan mengorbankan keamanan orang lain," kata Zhang, seperti dikutip
CGTN.
Zhang menuturkan, masalah Palestina merupakan inti dari situasi di Timur Tengah. Sehingga solusi dua negara penting untuk diterapkan.
"Koeksistensi damai hanya dapat dicapai dengan menjunjung tinggi visi keamanan bersama, komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan," tambahnya.
Lebih lanjut, Zhang menegaskan kembali dukungan China untuk pembentukan negara Palestina yang sepenuhnya berdaulat dan merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
"China akan terus bekerja dengan komunitas internasional untuk melakukan upaya tak henti-hentinya untuk solusi yang komprehensif, adil dan adil untuk masalah Palestina," ucap Zhang.
Selama beberapa minggu terakhir, warga Palestina dan polisi Israel mengalami bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, menyebabkan lebih dari 160 warga Palestina terluka.
Sejak Maret, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina dalam serangan Tepi Barat, dan serangkaian serangan jalanan Arab yang mematikan telah menewaskan 14 orang di Israel.
China mendesak Israel untuk berhenti menghancurkan rumah warga Palestina, mengusir warga Palestina atau memperluas pemukiman, dan menciptakan kondisi untuk pengembangan komunitas Palestina di Tepi Barat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: