Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova mengatakan penyelidik telah mengidentifikasi lebih dari 8.000 kasus dugaan kejahatan perang sejak invasi Rusia. Itu termasuk membunuh warga sipil, membombardir infrastruktur sipil, hingga menyiksa dan melakukan kejahatan seksual.
Lewat unggahannya di Facebook pada Kamis (28/4), Venediktova mengidentifikasi 10 tentara yang ia katakan terlibat dalam penyiksaan warga sipil di Bucha.
Ia mengatakan, para prajurit tersebut merupakan bagian dari Brigade Senapan Motor ke-64, sebuah unit militer yang berbasis di wilayah Khabarovsk, timur jauh Rusia.
"Selama pendudukan Bucha, mereka menyandera warga sipil yang tidak bersenjata, membunuh mereka dengan membuat mereka kelaparan dan kehausan, serta membuat mereka berlutut dengan tangan terikat dan tangan ditutup," kata Venediktova, seperti dikutip
The Guardian.
Tak hanya itu, ia mengatakan, tentara Rusia juga memukuli mereka dengan tinju dan senapan untuk mendapatkan informasi terkait lokasi pasukan Ukraina. Bahkan beberapa disiksa tanpa alasan.
Dalam pengumumannya, Venediktova mengimbau kepada masyarakat untuk membantu mengumpulkan bukti. Ia mengatakan, jaksa dan petugas polisi Ukraina sedang menyelidiki keterlibatan orang lain dalam pembunuhan massal tersebut.
Wakil kepala kantor kejaksaan Kyiv, Stanislav Kozynchuk, mengatakan para penyelidik sedang bekerja dengan para korban untuk mengidentifikasi para pelaku pelanggaran hak asasi manusia.
"Tersangka kami adalah personel militer dari Federasi Rusia. Kami mengerti siapa yang ada di sana, apa yang terjadi, dan sekarang kami sedang menyelidiki unit-unit militer yang berpartisipasi dalam pembunuhan itu," ujarnya.
Ia mengatakan, beberapa tentara yang terlibat telah dikerahkan kembali untuk berperang di Ukraina timur.
Ukraina, bersama dengan sejumlah negara barat dan organisasi hak asasi manusia, menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil di Bucha.
Pengadilan kriminal internasional (ICC) mengatakan akan meningkatkan penyelidikannya atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina sejak awal perang. Pemerintah Belanda juga akan segera mengirim tim spesialis forensik ke Ukraina atas nama ICC untuk mengumpulkan bukti pelanggaran hak asasi manusia.
Pelanggaran HAM di Bucha muncul setelah Rusia menarik pasukannya dari Kyiv dan sekitarnya pada awal April. Setelah itu ditemukan banyak dugaan pelanggaran HAM, termasuk mayat-mayat yang tergeletak di jalan-jalan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: