Menurut pengamat Ilmu Komunikasi Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto, tawaran Presiden Joko
Widodo untuk mengedepankan dialog harus dipahami sebagai upaya
menciptakan perdamaian dunia.
“Zelenskyy dan Putin mestinya
memenuhi undangan Presiden Jokowi untuk menghadiri ajang G20 di Bali.
Bagi Presiden Putin, setidaknya ini bisa menyelamatkan muka Rusia
setelah gagal dalam invasi ke Ukraina,†kata Algooth dalam keterangan
tertulisnya, Sabtu (30/4).
Bagi Presiden Zelenskyy, pertemuan
tersebut sebagai kesempatan meraih perdamaian bagi negaranya. Bahkan,
memungkinkan Ukraina meraih perhatian dalam bentuk investasi maupun
bantuan langsung dari negara-negara anggota G20.
Undangan kepada
kedua kepala negara menjadi pesan tegas Indonesia selaku presidensi G20
menolak perpecahan dalam KTT G20 nanti di Bali.
“Kehadiran
Zelenskyy dan Putin bisa menjadi jawaban bagi Amerika dan negara-negara
sekutunya di NATO. Bagaimana pun, gengsi NATO terselamatkan setelah
tidak mampu secara bulat bersikap terhadap invasi Rusia ke Ukraina,â€
lanjutnya.
Sementara bagi Indonesia, kehadiran Zelenskyy dan
Putin memperbesar kesempatan memperkenalkan organisasi G20 bagi
masyarakat di dalam negeri yang memang kurang peduli sebagaimana hasil
survei Lowy institute pada tahun 2020 dan 2021.
“Hasilnya
menyedihkan, kurang dari 5% masyarakat menilai G20 itu penting. Nah
kehadiran Zelenskyy ini akan menarik dan berpeluang membuat masyarakat
kita ingin tahu apa itu negara Ukraina dan tentunya G20," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.