Dua tiang transmisi listrik di provinsi Parwan dibom pada Jumat malam (29/4), memutus aliran listrik ke Kabul dan provinsi sekitarnya.
"Musuh telah meledakkan dua tiang listrik dengan bom, yang telah memutus aliran listrik ke Kabul dan 10 provinsi lainnya," ujar Hekmatullah Maiwandi, jurubicara perusahaan listrik BUMN Afghanistan Breshna, dikutip dari
Al-Jazeera, Sabtu (30/4).
Ia menambahkan, bahwa lima tim dari perusahaan telah dikerahkan untuk melakukan perbaikan.
“Tiang-tiang itu dipasang di atas gunung dan tim kami sedang berusaha memperbaikinya,†jelasnya.
Perbaikan sementara akan dilakukan untuk memulihkan sebagian listrik pada Sabtu malam. Maiwandi meramalkan pemulihan secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam dua minggu.
Polisi setempat telah menangkap dua tersangka atas serangan terhadap kedua tiang listrik itu.
Diduga, kedua tersangka itu berasal dari ISIS di Provinsi Khorasan atau ISIS-K.
AFP telah mengutip salah satu warga Afghanistan di Kabul terkait dampak kejadian itu dan tragedi pengeboman yang marak terjadi di bulan ini dengan perayaan Idul Fitri.
“Tidak ada yang bahagia selama Idul Fitri ini karena begitu banyak keluarga berduka karena serangan bom baru-baru ini. Sekarang, tiang-tiang (listrik) juga telah diledakkan,†Khatera Fakhri, seorang warga Kabul, mengatakan kepada
AFP, Sabtu (30/4).
“Kalau tidak ada listrik, kami tidak bisa mempersiapkan Idul Fitri. Semuanya begitu sulit,†pungkas warga Kabul itu.
Kini pemukiman dan pusat bisnis di Kabul, sebuah kota berpenduduk sekitar lima juta orang, menyalakan generator pribadinya untuk memastikan pasokan listrik sebelum dan saat perayaan Idul Fitri dilaksanakan.
Afghanistan sebagian besar bergantung pada listrik yang diimpor dari tetangga utara Uzbekistan dan Tajikistan. Hal ini membuat jalur listrik lintas negara itu menjadi target utama bagi kelompok pemberontak.
Sejak merebut kekuasaan, Taliban telah menghadapi serangan berulang dari ISIS-K.
Kelompok tersebut telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan mematikan yang menargetkan komunitas minoritas Syiah dan Sufi dalam dua pekan terakhir.
Hampir 100 warga sipil tewas akibat serangan bom mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: