Berbicara di London pada Kamis (5/5), Kishida mengatakan, invasi ke Ukraina dapat terjadi di Asia Timur jika dunia tidak bersatu dalam merespons situasi yang saat ini terjadi.
"Kita harus berkolaborasi dengan sekutu dan negara-negara yang berpikiran sama, dan tidak pernah mentolerir upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan penggunaan kekuatan di Indo-Pasifik, terutama di Asia Timur," ujarnya setelah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
"Ukraina mungkin menjadi Asia Timur besok," imbuhnya.
Secara khusus, Kishida menyoroti pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di Selat Taiwan.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Sementara Taiwan memiliki pemerintahannya sendiri.
Sejak awal Rusia meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus ke Ukraina, Taiwan sudah meningkatkan kewaspadaan, khawatir jika Beijing melakukan hal serupa.
Kishida menekankan, perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting tidak hanya untuk keamanan Jepang tetapi juga untuk stabilitas masyarakat internasional.
“Jepang mempertahankan posisinya untuk mengharapkan resolusi damai melalui dialog untuk isu-isu seputar Taiwan. Dan situasinya akan diawasi dengan cermat dari perspektif itu," tambah Kishida.
Lebih lanjut, Kishida mengatakan G7 harus menunjukkan ada konsekuensi kekerasan Rusia di Ukraina.
BERITA TERKAIT: