Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sanksi Baru Inggris Targetkan 2 Miliar Dolar Perdagangan Rusia dan Belarus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 09 Mei 2022, 08:24 WIB
Sanksi Baru Inggris Targetkan 2 Miliar Dolar Perdagangan Rusia dan Belarus
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson/Net
rmol news logo Pemerintah Inggris memperkenalkan sanksi barunya terhadap Rusia dan Belarus, yang menargetkan total nilai perdagangan mencapai 2 miliar dolar AS.

Sanksi tersebut diumumkan lewat pernyataan yang dirilis pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson pada Minggu (8/5), dengan menyebut akan membatasi sanksi ekspor dan impor ke dua negara.

"Hari ini Inggris mengumumkan paket sanksi baru terhadap Rusia dan Belarus yang menargetkan perdagangan senilai 1,7 poundsterling dalam sebuah langkah yang dirancang untuk semakin melemahkan mesin perang (Presiden Vladimir) Putin," kata pemerintah, seperti dikutip Irish Examiner.

Disebutkan, sanksi merupakan pembatasan secara penuh dan sebagian terhadap impor dan ekspor produk menjadi lebih dari 4 miliar pound.

"Tarif impor baru akan mencakup barang senilai 1,4 miliar pound, termasuk platinum dan paladium," jelas pemerintah.

Pemerintah Inggris menuturkan, larangan ekspor ditargetkan untuk produk senilai lebih dari 250 juta pound di sektor-sektor ekonomi Rusia yang paling bergantung pada barang-barang Inggris, seperti bahan kimia, plastik, karet, dan mesin.

Data menunjukkan, produk tersebut mencapai sekitar 10 persen dari total ekspor Inggris ke Rusia pada 2021.

Rusia adalah salah satu negara penghasil platinum dan paladium terkemuka.

Pembatasan baru adalah gelombang ketiga sanksi perdagangan yang telah dijatuhkan Inggris terhadap Rusia sejak menginvasi Ukraina.

Itu tidak termasuk emas dan energi, sekitar 96 persen impor dari Rusia ke Inggris dan lebih dari 60 persen ekspor Inggris ke Rusia sekarang dibatasi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA