Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pidato Perpisahan, Presiden Moon Jae-in Minta Korsel-Korut Berdamai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 09 Mei 2022, 14:18 WIB
Pidato Perpisahan, Presiden Moon Jae-in Minta Korsel-Korut Berdamai
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in/Net
rmol news logo Setelah lima tahun berada di Gedung Biru, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akhirnya harus menanggalkan jabatannya, menyerahkannya pada presiden terpilih, Yoon Suk-yeol.

Sebelum meninggalkan kantornya pada Selasa (10/5), Moon membuat pidato perpisahan yang disiarkan secara nasional pada Senin (9/5).

Dalam pidatonya, Moon menekankan harapannya pada pemulihan perdamaian dan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

"Perdamaian adalah syarat untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran kita. Saya sangat berharap upaya untuk melanjutkan dialog antara Korea Selatan dan Korea Utara, serta membangun denuklirisasi dan perdamaian akan terus berlanjut," kata Moon, seperti dikutip The Irish Examiner.

Lewat kesempatan itu, Moon juga menyebut pemerintahannya berhasil menekan bahaya perang di Semenanjung Korea dengan upaya perdamaian melalui diplomasi.

“Alasan mengapa kami gagal melangkah lebih jauh bukan karena kami tidak memiliki usaha dan tekad untuk melakukannya. Ada penghalang yang tidak bisa kami atasi hanya dengan tekad kami. Itu adalah penghalang yang harus kita atasi," tuturnya.

Moon menjabat setelah memenangkan pilpres pada 2017. Selama ia memerintah, berbagai manuver diplomasi telah dilakukan oleh Korea Selatan.

Pada 2018, Moon bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebanyak tiga kali. Mereka juga berhasil mencapai beberapa langkah untuk menurunkan ketegangan.

Kim Jong Un untuk pertama kalinya juga mengirim saudara perempuannya, Kim Yo Jong ke Korea Selatan untuk berbicara dengan Moon, dan mengizinkannya menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada Februari 2018.

Tetapi setelah diplomasi Korea Utara-Amerika Serikat runtuh pada 2019, Moon menghadapi kritik pedas bahwa kebijakan keterlibatannya hanya membantu Korea Utara mengulur waktu.

Pyongyang akhirnya mendesak Moon untuk tidak ikut campur dalam urusannya dengan AS.

Kendati begitu, pada bulan lalu, Moon dan Kim Jong Un bertukar surat resmi terakhir mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA