Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (7/5). Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan pasukan Rusia telah membom sekolah di Bilohorivka, tempat sekitar 90 orang berlindung, kemudian membakarnya.
"Tiga puluh orang dievakuasi dari puing-puing, tujuh di antaranya terluka. Enam puluh orang kemungkinan tewas," tulis Gaidai di aplikasi pesan Telegram, menambahkan bahwa dua mayat telah ditemukan.
Ukraina kembali mengklaim bahwa Moskow sengaja menargetkan warga sipil. Sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pesan videonya pada KTT G20, Minggu, mengatakan 60 warga sipil tewas dalam pemboman tersebut. Ia juga menyampaikan duka cita dan keprihatinannya, seperti dikutip dari
DW.
"Baru kemarin, di Desa Bilohorivka, wilayah Luhansk, sebuah bom Rusia menewaskan 60 orang warga sipil," kata Zelensky.
Tim penyelamat tidak dapat bekerja semalaman karena ancaman serangan baru tetapi melanjutkan pekerjaan mereka pada hari Minggu untuk mengevakuasi para korban.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: