Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol itu secara sukarela menjadi
tour guide yang menjelaskan sejarah Islam di Semenanjung Iberia dari abad ke-8 sampai abad ke-15.
Delegasi Komisi VIII DPR RI yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Spanyol menyimak dengan teliti penjelasan Dubes Najib di Cathedral of Our Lady of the Assumption yang lebih dikenal dengan nama Mezquita-Catedral de Cordoba.
Sebelum menjadi katedral bagi umat Katolik, bangunan ini adalah masjid yang didirikan Kekhalifahan Umayyah di Spanyol yang didirikan Abdurrahman Ad Dakhil.
Ia melarikan diri dari kejaran tentara Bani Abbasyiah yang ingin menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus, Suriah, pada tahun 750 Masehi.
Setelah mengembara melalui Palestina, Mesir, dan Maroko, akhirnya Abdurrahman Ad Dakhil dan pengikutnya tiba di Spanyol.
Awalnya, ia mendirikan masjid di samping gereja St. Vincent of Saragossa di tepi Sungai Guadalquivir. Ini adalah sungai terpanjang di Iberia yang mengalir dari Teluk Cadiz.
Komunitas Muslim masih sangat kecil saat itu. Setelah ukuran komunitas Muslim menjadi lebih besar, Abdurrahman Ad Dakhil membeli gereja St. Vincent lalu memperbesar bangunan masjid, dan membangun Cordoba sebagai pusat pemerintahan yang perlahan tapi pasti menyaingi pemerintahan Bani Abbasiyah di Baghdad.
Setelah Kekhalifan Umayyid di Cordoba dikudeta oleh kekuatan Islam yang lain, pada tahun 1236 akhirnya Cordoba berhasil direbut Raja Ferdinand III dari Castile dan Leon. Masjid Cordoba diubah menjadi katedral sampai saat ini. Sementara pusat pemerintahan Islam di Iberia pun pindah ke Granada.
Untuk waktu yang cukup lama, walau difungsikan sebagai katedral, tidak ada perubahan besar yang dilakukan atas bangunan masjid itu.
Di abad ke-16, bersamaan dengan gerakan Renaissance, sebuah katedral didirikan di bagian tengah.
Pada tahun 1984, UNESCO menetapkan Mezquita-Catedral de Cordoba sebagai Situs Bangungan Dunia.
Dalam salah satu uraiannya, Dubes Najib mengatakan banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sejarah kebesaran Islam di Spanyol selama sekitar 700 tahun itu.
"Islam pernah menjadi pelita peradaban dunia. Namun sekarang, kita menyaksikan di banyak tempat di dunia, masyarakat Islam terjebak dalan kejumudan dan ketertinggalan. Dan yang lebih parah tidak sedikit umat Muslim berperang dengan sesama mereka," demikian Dubes Najib sambil menyeka airmata.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: