Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield menyatakan keprihatinannya atas aturan tersebut. Ia menegaskan, Taliban akan diadili berdasarkan tindakannya.
"Ini menunjukkan lagi apa yang mampu dilakukan Taliban. Kami katakan sejak hari pertama, kami akan menilai mereka dengan tindakan mereka, bukan kata-kata mereka. Dan tindakan pada Hari Ibu ini, saya pikir, mengirim pesan yang sangat mengerikan ke seluruh dunia," ujarnya, seperti dikutip
TOLO News, Selasa (10/5).
Lebih lanjut, Thomas-Greenfield menegaskan, pihaknya akan terus menyuarakan dan mendukung perempuan Afghanistan dengan berbagai cara, termasuk di Dewan Keamanan PBB.
"Apa yang mereka lakukan hari ini tidak berbudi," tegas dia.
Selain AS, Utusan Khusus Uni Eropa untuk Afghanistan, Tomas Niklasson, juga menyampaikan keprihatinannya atas aturan baru tersebut ketika bertemu dengan penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan dari Taliban, Amir Khan Muttaqi.
Dalam kesempatan tersebut, Niklasson juga mendorong agar Taliban mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah.
Aturan wajib mengenakan burqa atau penutup wajah diperkenalkan oleh Taliban pada Sabtu (7/5). Taliban mengatakan, perempuan yang tidak memakai burqa akan mendapatkan hukuman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: