Menurut laporan, ada 3.000 warga China yang terlibat dalam survei tersebut yang dimulai pada bulan Maret, tak lama setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina.
“Ini adalah survei unik yang memberikan wawasan luas dan terperinci tentang sikap orang-orang China pada saat yang penting dalam hubungan internasional, tepat setelah invasi Rusia ke Ukraina,†kata Dr. Richard Q. Turcsanyi, yang memimpin survei tersebut, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (14/5).
“Temuan kami menunjukkan bahwa publik China tidak terganggu oleh gerakan Rusia dan tampaknya benar-benar mendukung Rusia dalam perang,†tambahnya.
Dari 25 negara yang diajukan dalam pertanyaan, Rusia dinyatakan sebagai negara yang paling positif persepsinya, sedangkan AS yang paling negatif.
Para peneliti menemukan bahwa hampir 80 persen responden memiliki perasaan positif tentang Rusia, dan dengan proporsi yang hampir sama mengatakan pandangan mereka tentang negara itu telah meningkat selama tiga tahun terakhir.
Banyak yang mengutip kekaguman mereka terhadap kepemimpinan negara itu. Umumnya, mereka merasakan “cinta persaudaraan†antara Rusia dan China, sementara beberapa mengatakan mereka percaya bahwa “musuh dari musuh adalah teman kita.â€
Masih menurut survei, selama periode tiga tahun yang sama, pandangan orang China tentang AS telah memburuk secara signifikan. Mereka merasa AS memusuhi China, tidak dapat dipercaya, dan memiliki kecenderungan untuk ikut campur dalam urusan negara lain.
Negara-negara lain yang dianggap baik oleh responden antara lain, Pakistan, Singapura, Korea Utara, dan Jerman. Sementara itu, negara-negara yang dipandang negatif adalah India, Jepang, Vietnam, Korea Selatan dan Ukraina.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pandangan orang-orang China tentang negara-negara asing tampaknya sesuai dengan persepsi mereka tentang pandangan negara-negara tersebut terhadap China. Hampir 60 persen peserta menyatakan bahwa mereka percaya orang Amerika umumnya memiliki pandangan negatif tentang China, sementara hanya sekitar 10 persen yang berpikir bahwa orang Rusia tidak menyukai orang China.
Para peneliti menyatakan, meskipun pandangan AS umumnya negatif terhadap China, masih ada jalan panjang sebelum ketegangan merebak ke dalam Perang Dingin.
Tao Wang, peneliti di Institut Manchester China dan salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan hubungan diplomatik yang tegang tidak secara signifikan merusak kekaguman masyarakat China terhadap budaya Amerika, dan mayoritas orang China masih menganggap AS menarik secara budaya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: