Ia pun mengimbau pihaknya agar lebih sabar dalam menghadapi penolakan Turki atas keanggotaan Finlandia di NATO.
Ia mengatakan, perlu proses untuk bisa membuat Turki mau lebih paham pada situasi saat ini. Perlu pendekatan bertahap dalam menanggapi Turki, menurutnya.
"Kami membutuhkan kesabaran, itu tidak terjadi dalam satu hari. Mari kita ambil masalah selangkah demi selangkah," katanya kepada wartawan, Jumat (13/5) waktu setempat, seperti dikutip dari
The Guardian.Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengbatakan hal yang sama. Ia yakin keanggotaan negaranya akan diterima dengan suara bulay, termasuk dari Turki, dengan bersabar pada tahapan-tahapannya.
Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan dalam pernyataannya kepada wartawan setelah sholat Jumat (13/5) mengatakan bahwa Turki tidak mungkin mendukung keanggotaan dua negara tersebut ke dalam NATO, mengingat ada banyak resiko, termasuk bahwa negara-negara Nordik adalah rumah bagi organisasi teroris.
Tim Ash, ahli strategi pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management dan pakar lama Turki, melihat Erdogan mencoba menggunakan pengaruh sebagai anggota NATO untuk mengekstraksi konsesi. Perlu diingat bahwa Erdogan juga memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
“Saya berasumsi bahwa Erdogan sedang mencari beberapa quid pro quo di sini pada pasokan peralatan militer, jet tempur yang lebih baik, pertahanan rudal, dan lain-lain,†tulis Ash dalam pernyataannya.
Sikap Erdogan tersebut sama sekali tidak akan dihargai di ibu kota Barat, atau di Ukraina, menurutnya. "Itu akan dilihat sebagai tanda lain bahwa Turki menarik diri dari aliansi Barat,†tegasnya.
Moskow sebelumnya telah memperingatkan bahwa keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO akan memaksanya untuk "memulihkan keseimbangan" dengan memperkuat pertahanannya di Baltik, termasuk dengan mengerahkan senjata nuklir di Kaliningrad, antara Polandia dan Lithuania.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: