Setelah berbulan-bulan ketidakpastian tentang apakah pemilihan akan dilanjutkan, pemungutan suara dibuka pada Minggu (15/5) pukul 7 pagi waktu setempat di 15 distrik pemilihan.
Lebanon terakhir kali menggelar pemilu pada 2018. Kali ini, analis percaya kemarahan publik dapat membantu kandidat yang berpikiran reformasi memenangkan beberapa kursi.
Selama pemilu 2018, Hizbullah dan sekutunya, termasuk Gerakan Patriotik Bebas (FPM) Presiden Michel Aoun, memenangkan 71 dari 128 kursi di parlemen.
Hasil tersebut menarik Lebanon lebih dalam ke orbit Iran yang dipimpin Muslim Syiah, menandai pukulan terhadap pengaruh Arab Saudi yang dipimpin Muslim Sunni.
Parlemen berikutnya diperkirakan akan memberikan suara pada reformasi yang telah lama tertunda yang diperlukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membuka dukungan keuangan guna meredakan krisis.
Di samping itu juga karena pemilihan kepala negara untuk menggantikan Aoun, yang masa jabatannya berakhir pada 31 Oktober.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: