Wakil Menteri Perminyakan Majid Chegeni mengatakan pihaknya masih mempelajari kemungkinan tersebut.
"Iran sedang mempelajari subjek ini tetapi kami belum mencapai kesimpulan. Iran selalu mengejar pengembangan diplomasi energi dan perluasan pasar," ujarnya, seperti dikutip
AFP.
Iran adalah salah satu negara dengan cadangan gas terbesar di dunia. Tetapi sanksi AS yang diberlakukan sejak menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018 lalu membuat industri tersebut semakin lesu.
Negosiasi untuk menghidupkan kesepakatan nuklir telah mencapai hasilnya pada Maret, namun terhenti dan semakin tertunda dengan adanya perang di Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina sendiri membuat harga minyak dan gas global melonjak, dengan banyak negara Eropa bergantung pada impor energi dari Rusia.
BERITA TERKAIT: