Sebuah pernyataan yang dirilis oleh Dinas Intelijen Asing (SVR) Rusia pada Selasa (17/5) menyebut AS telah menggunakan berbagai macam cara untuk mencapai kepentingan geopolitiknya.
"Amerika Serikat aktif merekrut anggota organisasi teroris internasional, termasuk ISIS yang dilarang di Rusia, sebagai tentara bayaran untuk berpartisipasi dalam kekerasan di Ukraina," lapor
RT, mengutip pernyataan SVR.
SVR mengatakan, pangkalan militer AS di Al-Tanf, Rusia yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan Yordania dan Irak, telah menjadi pusat teroris. Sebanyak 500 pejuang ISIS dan militan lainnya disebutkan telah dilatih ulang secara simultan.
Menurut SVR, sebanyak 60 militan ISIS yang telah dibebaskan dari penjara Kurdi telah dikirim ke Al-Tanf pada bulan lalu, yang kemudian mereka dikerahkan ke Ukraina.
Dalam pernyataannya, SVR merinci berbagai kegiatan pelatihan ulang yang dilakukan AS terhadap pejuang ISIS. Para militan mempelajari cara menggunakan sistem rudal anti-tank, hingga bagaimana menyerang drone. Mereka juga dilengkapi dengan peralatan komunikasi dan pelacakan yang canggih.
"Amerika Serikat siap menggunakan berbagai macam cara untuk mencapai tujuan geopolitiknya, tidak terkecuali mensponsori kelompok teroris internasional," kata SVR.
Bahkan, AS dikatakan tidak mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya, termasuk kemungkinan bisa mengancam keamanan sekutu-sekutu Eropanya, bahkan keselamatan orang-orang Amerika.
Hingga saat ini, AS telah bersikeras menegaskan bahwa tidak ada tentaranya yang dikerahkan ke Ukraina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: