Itu dibuktikan dengan panggilan telepon yang dilakukan oleh Marcos Jr dengan Presiden China Xi Jinping pada Rabu (18/5), kurang dari sepekan setelah ia memenangkan pemilu.
Marcos mengatakan, panggilan telepon tersebut sangat substansial, di mana ia dan Xi sepakat untuk mengadakan diskusi komprehensif atas berbagai isu.
"Ke depannya adalah untuk memperluas hubungan kami bukan hanya diplomatik, bukan hanya perdagangan, tetapi juga dalam kultur, bahkan edukasi, pengetahuan, kesehatan hingga membahas berbagai ketidaksepakatan yang kami miliki saat ini," kata Marcos, seperti dikutip
Reuters.
"Saya mengatakan kepadanya (Xi), kami tidak boleh membiarkan konflik dan kesulitan yang kami miliki," tambahnya.
Hubungan antara China dan Filipina telah pasang surut dalam beberapa tahun terakhir. Filipina yang awalnya dikenal sebagai bagian dari satelit Amerika di Asia kemudian berubah haluan di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.
Namun perselisihan antara Manila dan Beijing di Laut China Selatan membuat hubungan keduanya kembali memanas.
Macros sendiri memenangkan pemilihan presiden dengan mengamankan 59 persen suara. Putra mendiang diktator Ferdinand Marcos akan dilantik pada 30 Juni.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: